Mendag Zulhas: Pondasi Kerja Sama Ekonomi Diperkuat Indonesia-AS

Ekonomi757 views

Inionline.id – Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan (Zulhas), dan Wakil Menteri Luar Negeri Bidang Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan AS, Jose W. Fernandez, bertemu di San Francisco, AS, Rabu (15/11). Dalam pertemuan tersebut, kedua negara sepakat untuk meningkatkan status kerja sama bilateral dari Strategic Partnership ke Comprehensive Strategic Partnership (CSP).

“Hal pertama yang diangkat dalam pertemuan adalah Indonesia dan AS yang sepakat memperkuat pondasi kerja sama ekonomi kedua negara menjadi Comprehensive Strategic Partnership,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (17/11).

Peningkatan status kerja sama ini merupakan langkah penting bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, industri, dan teknologi. Hal ini sejalan dengan komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan di kawasan Indo-Pasifik.

Dalam pertemuan tersebut, kedua negara juga membahas rencana aksesi Indonesia ke dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). AS menyambut baik rencana Indonesia untuk menjadi anggota tetap OECD dan menawarkan bantuan untuk mendukung proses tersebut.

“AS menyambut baik rencana Indonesia untuk menjadi anggota tetap OECD. AS pun menawarkan kepada Indonesia, bantuan apa yang dibutuhkan untuk mendukung hal tersebut,” ujar Zulhas.

Kedua negara juga membahas rencana pembentukan Persetujuan Mineral Kritis (Critical Mineral Agreement/CMA). Melalui persetujuan tersebut, Indonesia berharap dapat menjadi pemasok baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bagi AS untuk jangka panjang.

“AS dapat berperan dengan cara mentransfer ilmu mengenai pengelolaan lingkungan dan mencarikan investor,” sebutnya.

Terkait mineral kritis, Jose menyampaikan, AS telah membentuk Mineral Security Partnership (MSP) dengan 13 negara dan Uni Eropa. Hingga saat ini, MSP sudah mendukung empat proyek di seluruh dunia.

MSP bertujuan untuk mempercepat pengembangan rantai pasokan mineral energi penting yang beragam dan berkelanjutan melalui kerja sama dengan pemerintah dan industri. Hal ini untuk memfasilitasi dukungan finansial dan diplomatik yang ditargetkan untuk proyek-proyek strategis di sepanjang rantai nilai.

Di sisi lain, Zulhas menambahkan, Indonesia juga mendukung Perundingan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang ditargetkan selesai secara substansial pada 16 November 2023.

“Saya optimistis Perundingan IPEF dapat meningkatkan perdagangan dan investasi di kawasan Indo Pasifik,” imbuh dia.

Ia berharap AS dapat memasukkan mineral kritis ke dalam IPEF. Selain itu, AS dapat mengklasifikasikan IPEF sebagai salah satu prasyarat, selain dengan Free Trade Agreement (FTA), untuk mengakses kredit pajak (tax credit) dari Inflation Reduction Act (IRA).

Tak hanya itu saja, kedua negara juga membahas dukungan AS untuk memperkuat rantai pasok semikonduktor dan pengembangan semikonduktor di Indonesia. Indonesia juga meminta dukungan AS dalam transisi energi berkelanjutan.

Sebagai informasi, pada Januari-September 2023, total perdagangan Indonesia dengan AS mencapai US$25,94 miliar. Ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar US$17,42 miliar dan impor Indonesia dari AS US$8,52 miliar.

Sementara itu, pada 2022 total perdagangan Indonesia dengan AS adalah US$39,79 miliar. Ekspor Indonesia US$28,18 miliar dan impor Indonesia $11,61 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke AS pada 2022 adalah minyak sawit, alas kaki, ban, dan krustasea. Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari AS adalah kedelai, residu pati, susu dan krim, kapas, dan tepung.

Peningkatan status kerja sama bilateral ini diharapkan dapat mendorong kerja sama ekonomi Indonesia-AS yang lebih erat dan saling menguntungkan. Kerja sama ini juga dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di kedua negara.