Harapan Baru Indonesia Lawan DBD, Inovasi Teknologi Wolbachia

Berita957 views

Inionline.id – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Teknologi ini telah terbukti efektif di sembilan negara lain, dan diharapkan dapat memberikan hasil yang sama di Indonesia.

Wolbachia adalah bakteri yang dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti. Inovasi teknologi ini melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Strategi Nasional (Stranas).

Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue, penerapan teknologi ini dilaksanakan di lima kota, yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang.

Di samping Indonesia, sebelumnya teknologi ini telah diadopsi oleh Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka.

Efektivitas wolbachia sendiri telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti ber-wolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).

Sementara itu, uji coba penyebaran nyamuk ber-wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada 2022. Hasilnya, teknologi ini terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen, dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menegaskan adanya penurunan penyebaran dengue yang signifikan setelah adanya penerapan wolbachia.

“Jumlah kasus di Kota Yogyakarta pada bulan Januari hingga Mei 2023 dibanding pola maksimum dan minimum di 7 tahun sebelumnya (2015 – 2022) berada di bawah garis minimum,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11).

Di sisi lain, Lurah Patangpuluhan Yogyakarta, Sigit Hartobudiono, mengatakan bahwa masyarakat awalnya sempat khawatir dengan penerapan teknologi wolbachia. Alasannya, masyarakat tidak memahami bagaimana cara kerja teknologi ini.

“Tapi seiring berjalan dan kita sudah ada edukasi, ada sosialisasi, sekarang masyarakat justru semakin paham, bahwa sebenarnya teknologi ini untuk mengurangi DBD,” imbuh dia.

Sebagai informasi, teknologi wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Ketika aedes aegypti jantan ber-wolbachia kawin dengan aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok. Sementara jika yang ber-wolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak ber-wolbachia, maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

Kendati demikian, keberadaan inovasi teknologi wolbachia tidak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang telah ada di Indonesia. Masyarakat tetap diminta untuk melakukan gerakan 3M Plus, yakni Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang, serta tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.