Dinkes Depok Buka Suara Perihal Gegernya Menu Cegah Stunting Cuma Sop Sawi-Tahu

Antar Daerah1457 views

Inionline.id – Mary Liziawati Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Jawa Barat mengklaim menu pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) telah memenuhi kandungan gizi bagi balita.

Mary mengatakan program PMT lokal itu sudah sesuai petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dinas Kesehatan Kota Depok akan memberikan menu pencegah stunting selama 28 hari terhitung sejak 10 November hingga 7 Desember mendatang. Balita akan diberikan menu kudapan selama enam hari dan satu hari makanan lengkap.

Namun, kata Mary, masyarakat belum familiar dengan kudapan. Sehingga kaget ketika menerima makanan tersebut.

“Ini kan rame ‘cuma dua tahu, cuma dua otak-otak’. Dari buku resep yang dikeluarkan oleh Unicef dan Kementerian Kesehatan bahwa memang di kudapan itu terdapat dua jenis protein hewani yang sudah mencukupi kandungan gizi untuk para balita,” kata Mary saat dihubungi, Kamis (16/11).

“Otak-otaknya bukan otak-otak yang dijual pinggir jalan. Tapi otak-otak isinya telur, sehingga memang kandungan gizinya sesuai dengan standar yang dikeluarkan Kemenkes,” sambungnya.

Mary menyebut menu makanan yang diberikan berbeda-beda setiap harinya. Petugas gizi puskesmas akan menyusun menu tersebut berdasarkan panduan yang telah dibuat Dinas Kesehatan Kota Depok.

Meski menu tiap kecamatan berbeda, namun dia memastikan makanan itu memiliki kandungan gizi yang sama.

Dia menyampaikan target program PMT lokal Kota Depok yakni sebanyak 9.882 balita dengan kategori balita gizi kurang, balita berat badan kurang, balita stunting dengan gizi kurang, dan balita berat badan tidak naik.

“Berdasarkan data ketemulah 9.882 balita yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok,” ucapnya.

Mary menuturkan anggaran program PMT lokal berasal dari dana insentif fiskal untuk penanganan stunting dari pemerintah pusat sebesar Rp4,9 miliar. Anggaran tersebut dibagi ke 38 Puskesmas. Satu paket makanan dihargai Rp18.000.

Ia menerangkan, anggaran Rp18.000 itu bukan hanya untuk makanan, namun juga untuk pajak, kemasan, distribusi hingga cuci kemasan.

“Karena kita bilang ke vendor penyedia, cuci dahulu karena kita tidak ingin menambah himpunan sampah di Kota Depok,” kata Mary.

Berdasarkan petunjuk teknis PMT berbahan pangan lokal untuk balita yang diterbitkan Kemenkes, pemberian makanan tambahan balita berupa makanan lengkap siap santap atau kudapan- kaya sumber protein hewani dengan memperhatikan gizi seimbang.

Lauk hewani diharapkan bersumber dari dua macam sumber protein yang berbeda seperti telur dan ikan, telur dan ayam, telur dan daging.

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kandungan protein yang tinggi dan asam amino esensial yang lengkap.

“Diberikan setiap hari dengan komposisi sedikitnya satu kali makanan lengkap dalam seminggu dan sisanya kudapan,” demikian bunyi juknis Kemenkes.

Sebelumnya, menu pencegah stunting dalam program PMT di Kota Depok viral di media sosial. Pada unggahan yang beredar, menu makanan yang diberikan hanya nasi dan sop berisi sawi serta tahu putih.

Menu PMT itu diunggah akun Instagram @depok24jam. Pada salah satu foto yang diunggah, tampak menu nasi putih dan sop di dalam sebuah wadah plastik bening dengan tutup warna-warni.

Pada tutup wadah itu, ada stiker Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Imam Budi Hartono serta tulisan ”Bocah Depok Kudu Sehat, Prestasi Hebat, Stunting Minggat”.