BNPB: 2 Bulan Mendatang Longsor di Jawa akan Semakin Sering

Inionline.id – Selama dua bulan ke depan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan potensi longsor di Pulau Jawa akan lebih sering terjadi. Hal ini menyusul peralihan musim dari kemarau ke musim hujan di Pulau Jawa.

“Jadi ini harus diperhatikan oleh pemerintah daerah, khususnya di dalam 1-2 bulan ke depan frekuensi kejadian longsor ini akan makin sering,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube BNPB Indonesia, Senin (20/11).

Abdul menjelaskan rentang hari tanpa hujan di Jawa pada saat kemarau hampir 4 bulan atau 120 hari. Maka, kata dia, kondisi tanah pasti mengalami retak-retak dan perbukitan juga mengalami rekahan akibat kondisi kering.

Jika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut, maka rekahan-rekahan itu akan diisi oleh air hujan yang kemudian akan menjadi bongkahan-bongkahan longsor. Oleh sebab itu, kata Abdul, di Jawa Barat dan Jawa Tengah beberapa kali terjadi longsor.

“Dan kita tahu Jawa Barat dari tengah ke selatan itu adalah kawasan topografi perbukitan yang memang daerah rawan longsor,” tuturnya.

Beberapa hari lalu, BNPB menerima laporan longsor di Bogor sebanyak tiga kejadian dalam satu hari. Abdul mengingatkan kembali pemerintah daerah agar memberikan atensi khusus soal potensi bencana alam ini.

Abdul mengungkapkan secara umum di minggu ke-3 November ini, pola curah hujan sudah hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.

“Bahkan Sumatera yang dua minggu lalu kita berupaya sangat keras untuk melakukan TMC (teknologi modifikasi cuaca) saat ini sudah hujan dengan kondisi alami sudah sangat merata,” ucap dia.

Dia pun mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar lereng bukit terjal atau cukup curam untuk berhati-hati dengan memperhatikan kondisi perbukitan serta kondisi tanah di sekitar lingkungan.