KPU Kota Bogor Gelar Rakor Pendidikan Politik, Sasar Partisipasi Pemilih Pemula

Antar Daerah657 views

Inionline.id – Bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor serta Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bogor menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Peran Organisasi Kepemudaan dalam pendidikan politik bagi generasi milenial di Hotel Salak, Sabtu (28/10/2023).

“Ini rakor kepemudaan pertama kali, sengaja bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda mengingat pemilu tinggal 108 hari lagi,” ujar Ketua KPU Kota Bogor, Samsudin.

Samsudin mengatakan, digelarnya rakor ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari data pemilih, pemilih berusia 17 sampai 21 tahun mencapai angka 10 persen dan pemilih milenial di angka 52 persen. Tak ayal, KPU perlu melakukan sosialisasi untuk pemilih pemula dan pemilih muda dengan mengundang sekitar 70 organisasi kepemudaan yang nantinya bisa kembali mereka sampaikan ke anggotanya.

“Hari ini ada tiga narasumber, pertama dari KPU menyampaikan jadwal, tahapan, peserta pemilu dan tata cara pencoblosan. Dari Dispora kaitan dengan peran pemerintah daerah memastikan pemilih pemula dan pemilih muda dapat ikut serta. Dan dari Bakesbangpol terkait pilihan dari anak-anak muda ini yang walaupun berbeda pandangan dan pilihan agar tidak saling bertikai alias bisa tetap damai dan harmonis,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mengatakan, pemilih pemula adalah bagian dari pemilih muda. Disebut pemula karena pada pencoblosan 14 Februari 2024 mendatang telah berusia 17 tahun dan pertama kalinya mencoblos. Jumlah pemilih pemula mencapai 428.799 terdiri dari pelajar dan mahasiswa.

“Mereka ini segmen yang memang unik, seringkali memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas. Sejumlah survei menunjukkan generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di Pemilu 2024,” ujar Dedie.

Dedie mengatakan, pemilih pemula memiliki antusiasme yang tinggi, relatif lebih rasional, haus akan perubahan dan tipis akan kadar polusi pragmatisme. Apalagi, pilihan politik mereka belum dipengaruhi motivasi ideologis tertentu dan lebih didorong konteks dinamika lingkungan politik lokal. Sehingga, pemilih pemula mudah dipengaruhi kepentingan-kepentingan tertentu, terutama orang terdekat seperti anggota keluarga, mulai dari orang tua hingga kerabat dan teman.

“Perilaku pemilih pemula yang cenderung tidak peduli dan labil terhadap dunia politik menyebabkan kesadaran dalam berpolitik kurang dan berdampak pada tingkat partisipasi pemilu. Dengan adanya rakor ini diharapkan pemilih pemula berperan aktif dalam menggunakan hak pilihnya,” katanya.