BNPB: Dalam 5 Bulan Terakhir Karhutla Naik 679 Kejadian

Berita557 views

Inionline.id – Dalam lima bulan terakhir, terhitung dari Mei hingga Oktober 2023 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mengalami kenaikan drastis.

Hal itu tercatat dalam data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pada Mei, kejadian karhutla tercatat sebanyak 87, sementara pada 23 Oktober menjadi 766 kejadian.

Artinya, karhutla mengalami kenaikan hingga 679 kejadian alias lebih dari tujuh kali lipat atau 780 persen sepanjang lima bulan terakhir.

Karhutla di Indonesia sebenarnya mulai mengalami kenaikan drastis pada Juni. Pada bulan itu, karhutla mencapai 188 kejadian atau mengalami kenaikan 116 persen dari bulan sebelumnya.

Lalu, pada Juli, karhutla di Indonesia naik 38 persen atau 72 kejadian. Total karhutla pada bulan Juli mencapai 260. Karhutla kembali mengalami kenaikan tinggi pada bulan Agustus.

Kenaikan karhutla pada bulan Agustus mencapai 85 persen atau bertambah 221 kejadian dari bulan sebelumnya. Karhutla terus naik, hingga 23 Oktober 2023.

BNPB mencatat kejadian karhutla pada September naik 187 kejadian. Kemudian hingga 23 Oktober karhutla naik 98 kejadian dari September.

Sementara itu, berdasarkan data Sipongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luas lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga 23 Oktober, mencapai 642.099,73 hektare (ha).

Luasan lahan yang paling banyak terbakar terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel). KLHK mencatat lahan seluas 138.865,87 ha terbakar di provinsi itu.

Sebelumnya, KLHK mencatat sekitar tujuh ribuan titik panas atau hot spot di seluruh Indonesia berdasarkan hasil pendataan termutakhir sepanjang 2023 ini.

“Sekarang kan record-nya baru sekitar tujuh ribuan,” kata Siti Nurbaya di UGM, Sleman, DIY, Jumat (20/10).

Titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.

Siti menyebut dibandingkan 2015 lalu, jumlah titik panas di Indonesia sekarang ini masih kalah jauh. Delapan tahun lalu, menurut dia, rekornya menembus 70 ribuan titik panas.