Setelah 5 Hari Kebakaran di Gunung Bromo Padam

Antar Daerah457 views

Inionline.id – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kawasan Perum Perhutani dan area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, akhirnya padam setelah lima hari.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan kebakaran yang terjadi sejak Jumat (1/9) itu berhasil dipadamkan pada Selasa (5/9) malam.

“Telah berhasil dipadamkannya kebakaran hutan yang terjadi pada view point Gunung Penanjakan Bromo,” kata Septi melalui keterangan tertulis, Rabu (6/9).

Septi mengatakan sejumlah akses masuk wisata Bromo yang sempat ditutup kini telah dibuka kembali.

“Kunjungan wisata Bromo melalui pintu masuk Wonokitri, Kabupaten Pasuruan serta lokasi wisata ke view point Gunung Penanjakan dan sekitarnya telah dibuka untuk pengunjung sejak hari Selasa, 5 September 2023 pukul 18.00 WIB,” ucapnya.

Namun, belum disebutkan berapa luas wilayah yang terdampak karhutla karena masih dalam pendataan. Septi mengatakan ada kemungkinan kejadian kebakaran susulan karena kemarau diprediksi berlangsung sampai Oktober 2023.

“Masih dapat berpotensi menimbulkan terjadinya kebakaran hutan di dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan sekitarnya,” kata dia.

Septi mengimbau masyarakat pengunjung dan pelaku jasa wisata tetap menjaga Kawasan TNBTS dari kebakaran hutan. Ia meminta masyarakat memperhatikan penggunaan api serta melaporkan jika menemukan titik api di dalam TNBTS.

Karhutla di savana Kaldera Tengger yang menjadi lokasi destinasi wisata Bromo Tengger Semeru tercatat terjadi sejak Jumat malam.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan karhutla terjadi di beberapa gunung. Selain Bromo, karhutla juga terjadi di Gunung Sumbing, Arjuno dan Ciremai. Menurutnya, penyebab karhutla lebih dari 90 persen diakibatkan akibat ulah manusia.

Dia mengakui tahun ini, fenomena el nino dan kekeringan lebih panjang. Namun, hal itu menurutnya hanya pemantik karhutla lebih parah. Faktor pertamanya adalah manusia.