NASA Tak Temukan Bukti Soal UFO

Iptek1057 views

Inionline.id – Tim ahli independen yang dibentuk oleh Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) melaporkan bahwa mereka tidak menemukan bukti ‘asal usul’ makhluk luar angkasa untuk penampakan fenomena benda terbang tak dikenal (UFO) atau Unidentified Anomalous Phenomenon (UAP).

Tim peneliti UFO NASA merilis laporan pertamanya pada Kamis (14/9) malam, dan meskipun para ahli tidak menemukan tanda-tanda asal usul makhluk luar angkasa dari penampakan yang dilaporkan, badan antariksa ini menunjuk seorang direktur baru untuk mempelajari fenomena tersebut.

NASA menugaskan panel ahli independen pada tahun 2022 untuk menggali data dan menganalisis sebagai upaya memahami UFO atau UAP.

UAP merupakan istilah baru untuk UFO yang sekarang mencakup objek atau peristiwa abnormal di langit, di bawah air, atau di luar angkasa yang tidak dapat segera diidentifikasi.

“Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah masih banyak yang harus dipelajari,” kata Administrator NASA Bill Nelson pada hari Kamis (14/9) saat merilis laporan tersebut, mengutip Space.

“Tim studi independen NASA tidak menemukan bukti bahwa UAP berasal dari luar angkasa, tapi kami tidak tahu apa itu UAP,” lanjut dia.

Laporan pertama tim studi UAP NASA tidak banyak menyoroti teka-teki UFO, tetapi menawarkan rekomendasi tentang bagaimana NASA dapat membantu memajukan topik ini. Dalam kesimpulannya, laporan tersebut berpendapat bahwa NASA dapat berkontribusi dengan memanfaatkan satelit pengamatan Bumi untuk membantu menyediakan data dan bukti UAP yang lebih baik.

Laporan tersebut menyatakan, saat ini analisis data UAP terhambat oleh kalibrasi sensor yang buruk, kurangnya pengukuran ganda, kurangnya meta datas ensor, dan kurangnya data dasar.

Melakukan upaya bersama untuk meningkatkan semua aspek sangat penting, dan keahlian NASA harus dimanfaatkan secara komprehensif sebagai bagian dari strategi akuisisi data yang kuat dan sistematis dalam kerangka kerja pemerintah secara keseluruhan,” lanjut laporan itu.

Nelson menjelaskan minimnya data seputar masalah ini, dan karena penampakan UFO sering kali tidak dapat diprediksi dan cepat berlalu, maka sulit untuk dipelajari secara ilmiah.

“Sebagian besar penampakan UAP menghasilkan data yang sangat terbatas. Hal itu membuatnya semakin sulit untuk menarik kesimpulan ilmiah tentang sifat UAP,” kata Nelson.

“Maka tim studi independen ini menyatukan beberapa ilmuwan, data, dan pakar kecerdasan buatan terkemuka di dunia, serta spesialis keselamatan dirgantara, semuanya dengan tugas khusus untuk saya, yaitu memberi tahu cara menerapkan fokus penuh ilmu pengetahuan dan data pada UAP,” imbuhnya.
Nicola Fox, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA mengungkap hal serupa. Menurutnya dugaan UAP sering kali tidak teridentifikasi hanya karena kekurangan data yang jelas tentang mereka.

“UAP adalah salah satu misteri terbesar di planet kita. Meskipun ada banyak laporan saksi mata dan visual yang terkait dengan UAP, mereka tidak konsisten, tidak terperinci, dan bukan pengamatan yang dikurasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan ilmiah yang pasti tentang sifat dan asal usul UAP,” kata Fox.

Penelitian lebih lanjut

Nelson mengatakan untuk meneliti lebih lanjut, NASA menunjuk seorang direktur penelitian baru untuk mengembangkan dan mengawasi penelitian UAP.

“Kami akan memanfaatkan keahlian NASA untuk bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain untuk menyelidiki UAP,” katanya.

Laporan tim ahli juga merekomendasikan NASA harus memanfaatkan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan Sistem Pelaporan Keselamatan Penerbangannya untuk membantu merancang identifikasi data yang dapat membantu menyoroti teka-teki UAP.

Dokumen ini juga merekomendasikan penggunaan kecerdasan buatan untuk membantu menyisir kumpulan data yang sangat besar untuk mengidentifikasi kemungkinan fenomena anomali.

Nelson melanjutkan direktur penelitian UAP yang baru nantinya akan mengembangkan dan mengawasi implementasi visi ilmiah NASA untuk penelitian UAP. NASA menunjuk Mark McInernery sebagai direktur penelitian yang baru.

McInerney sebelumnya menjabat sebagai penghubung NASA ke Departemen Pertahanan yang mencakup kegiatan UAP terbatas untuk lembaga tersebut. Dalam perannya sebagai direktur, ia akan memusatkan komunikasi, sumber daya, dan kemampuan analisis data untuk membangun basis data yang kuat untuk evaluasi UAP di masa depan, mengutip laman resmi NASA.

Dia juga akan memanfaatkan keahlian NASA dalam bidang kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan alat observasi berbasis ruang angkasa untuk mendukung dan meningkatkan inisiatif pemerintah yang lebih luas dalam UAP.