BNPB Ungkapkan Karhutla di Gunung Bisa Berdampak Banjir Bandang

Berita557 views

Inionline.id – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengingatkan dampak jangka panjang kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di gunung bisa menyebabkan banjir bandang.

Abdul mengatakan banjir bandang itu pernah terjadi di Gunung Arjuno di perbatasan Kota Batu, Jawa Timur. Karhutla di gunung tersebut terjadi pada 2018, kemudian pada 2021 Kota Batu mengalami banjir bandang.

“Itu yang terjadi banjir bandang di Kota Batu. Ini yang harus kita waspadai,” kata Abdul dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Selasa (5/9).

Abdul menjelaskan karhutla menyebabkan semak belukar dan pohon-pohon mati. Sisa dari pohon-pohon yang mati itu biasanya jatuh ke jurang dan ke hulu sungai. Sehingga, kata dia, terbentuk bendungan di sungai.

Setelah itu, dia mengatakan ketika hujan dengan intensitas tinggi turun, tanah-tanah yang berada di atas akan mudah turun ke bawah. Pasalnya sudah tidak ada penyangganya. Imbasnya, terjadi longsor.

“Waktu kebakaran semak belukarnya habis, pohon pohonnya kebakar, ini 2021 artinya tidak ada penahan tanah yang cukup kuat,” ujar Abdul.

“Pada saat hujan dengan intensitas tinggi, ada bagian-bagian tanah yang tidak terlindung dengan vegetasi ini kemudian longsor,” lanjutnya.

Tanah yang longsor itu, kata Abdul, akan menumpuk di dalam bendungan bersama pohon-pohon mati. Jika hujan intensitas tinggi terus menerus terjadi dan bendungan penuh tak bisa menampung, maka akan terjadi banjir bandang.

“Ketika air yang terbendung ini over topping ini, bendung alami biasanya jebol. Ketika dia jebol dia akan membawa volume air yang sangat besar beserta gelondongan kayu besar itu yang menghantam Kota Batu 2021,” ucap dia.

Sebelumnya, karhutla terjadi di sejumlah gunung di Indonesia. Beberapa di antaranya ada di Pulau Jawa yakni Gunung Arjuno, Ciremai, Bromo, Sumbing, Gede dan Lawu.

Abdul Muhari mengakui lebih dari 90 persen karhutla disebabkan oleh faktor manusia. Namun, pada tahun ini diperparah dengan adanya fenomena El Nino.

“99 persen itu kejadian karhutla baik di lahan gambut, pemukiman dan pegunungan adalah manusia. Apakah tidak sengaja membuang puntung rokok, unggun yang tidak dijaga dan faktor-faktor lainnya,” kata Abdul lewat tayangannya di Youtube BNPB Indonesia, Selasa (1/9).

Sejak awal tahun, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mewanti-wanti efek kedatangan fenomena El Nino, salah satunya kebakaran hutan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun meminta para pendaki gunung untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan kebakaran di wilayah pegunungan.

“Misalnya kita hiking di Jawa itu jangan mudah membuang puntung rokok ya, akan terbakar meskipun bukan lahan gambut,” tuturnya, Januari lalu.