Soal Ancaman KKB Selama Berkantor di Papua, Muhadjir Buka Suara

Berita657 views

Inionline.id – Soal rencana berkantor di Papua pada awal September mendatang Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy buka suara. Ia merasa akan dilayani dengan baik karena membawa niat yang baik.

Hal itu ia sampaikan untuk menjawab pertanyaan awak media terkait kekhawatiran akan kelompok kriminal bersenjata (KKB) selama bertugas di sana.

“Kan kita punya niat baik kan. Semua orang kalau punya niat baik InsyaAllah juga akan dilayani dengan baik,” ujar Muhadjir saat ditemui di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (24/8).

Muhadjir mengaku akan berangkat ke Papua lebih dahulu dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Rencananya, Muhadjir berangkat pada 1 September, sedangkan Ma’ruf Amin berangkat pada 3 September. Muhadjir mengklaim bakal melakukan sejumlah pengecekan sebelum kedatangan Wapres ke tanah Papua.

“Untuk melihat bagaimana suplai bahan pangan khususnya yang wilayah yang kemarin kelaparan itu. Kemudian juga akan melihat kondisi penanganan stunting, kemudian juga penanganan sanitasi. Di situ ada lembah namanya Agandugume. Di sana ada tiga distrik yang kemarin terpapar oleh kelaparan itu. Ada Agandugume, Lambewi dan Oneri,” jelas Muhadjir.

Lebih lanjut, Muhadjir belum dapat memastikan berapa lama dirinya akan berkantor di Papua.

“Ya berkantor itu ya bisa tiga hari, bisa dua hari, bisa setengah hari. Relatif nanti kita lihat masalahnya kalau bisa diselesaikan secepatnya, kenapa harus berlama-lama di sana. Kan masih banyak urusan yang lain harus segera di-handle,” imbuh dia.

Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Sesmenko) Andie Megantara sebelumnya mengatakan Muhadjir bakal berkantor di Papua dalam upaya pemberantasan kemiskinan di wilayah tersebut.

“Kalau [ditanya] apakah Pak Menko akan ikut berkantor? Ikut. Kalau enggak [ada halangan] tanggal 3-an,” kata Andie di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (23/8).

Menurut Andie, Muhadjir sebelumnya sudah dua kali ke Papua untuk melihat konteks konflik sosial di sana dan bencana kelaparan.

Ia menyebut dua kunjungan ke Papua itu berkaitan dengan isu kemiskinan yang hendak diberantas Kemenko PMK. Andie mengatakan khusus Kabupaten Puncak, Papua Tengah, kelaparan disebabkan oleh gagal panen. Menurut dia, gagal panen tersebut diakibatkan oleh cuaca ekstrem.

Sebelumnya, enam orang meninggal dunia karena kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Presiden RI Joko Widodo menyoroti kejadian itu.

Jokowi mengatakan musim salju di beberapa distrik membuat tanaman mati. Lantas, Jokowi memerintahkan pembenahan infrastruktur setelah enam orang warga mati kelaparan di Papua.