Jakarta Disebut Kota Terpolusi di Dunia, KLHK Tidak Terima

Headline, Nasional457 views

Inionline.id – Sigit Reliantoro Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tak terima Jakarta disebut-sebut sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia.

Menurut Sigit, itu pembingkaian atau framing yang keliru dan perlu diluruskan. Dia mengklaim dari tahun 2018 sampai 2023, kondisi kualitas udara di Jakarta masuk ke dalam kategori baik dan sedang.

“Kalau kita lihat mulai tahun 2018 sampai dengan 2023 itu sebetulnya kondisi di Jakarta itu lebih banyak di antara baik dan di sedang ya. Bahkan pada waktu covid dan pra covid lebih banyak udara dalam kondisi baik,” kata Sigit seperti ditayangkan dalam Youtube Kementerian LHK, Minggu (13/8).

Sigit menjelaskan pengukuran kondisi kualitas udara di Jakarta itu tak bisa mengacu pada satu atau dua sumber. Dia menyebut ada metodologi dan kriteria ideal untuk mengukur kondisi kualitas udara.

Dia pun membeberkan data dari Index Visual Map (IVM) yang menurutnya memperlihatkan data kebalikan. Dalam data itu, kata sigit, Jakarta bukanlah kota paling terpolusi di Dunia.

Sigit menyebut skor kontaminasi Particulate Matter (PM 2,5) atau tingkat polusi di Jakarta lebih rendah dibanding dengan kota lain.

“Jadi pada waktu di Jakarta itu [skor PM2.5] 119, ada di Kopenhagen itu 500, di Alaska terjadi kebakaran hutan 200, dan juga China 262, ada 208 di India, dan bahkan di Eropa ada satu kota di Spanyol 272,” ucapnya.

“Jadi artinya framing Jakarta terpolusi nomor satu di dunia perlu diluruskan,” imbuh Sigit.

Akui ada peningkatan polusi udara di Jakarta

Meski begitu, Sigit mengakui memang ada peningkatan pencemaran udara di Jakarta. Dia bilang itu tak lepas dari kontribusi debu dan massifnya penggunaan transportasi pribadi.

“Ini ada korelasinya artinya faktor debu juga memberikan kontribusi terhadap indeks kualitas udara di Jakarta,” kata dia.

“Karena ada efek kendaraan bermotor kemudian tidak bisa bergerak kemana-mana maka konsentrasi pencemaran udaranya meningkat bahkan bisa 10 kali dari kondisi yang ada,” imbuh Sigit.

Sebelumnya, kualitas udara di Ibu Kota Jakarta kembali menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terburuk di dunia, Minggu (13/8) pagi.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 170 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5.

Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Sejumlah wilayah di Jakarta bahkan tercatat masuk dalam kategori sangat tidak sehat dengan indeks kualitas udara di atas 201, yakni Cilandak Timur dengan angka 206 dan Kebayoran Lama dengan angka 206.