Lewat Gerakan Kemis Ora Nyego, Pemkab Klaten Antisipasi Kemarau Panjang

Antar Daerah657 views

Inionline.id – Bupati Klaten, Sri Mulyani meluncurkan gerakan Kemis Ora Nyego di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten, Kamis (13/7). Salah satu misi gerakan ini untuk menghadapi dan mengantisipasi kemarau panjang dampak El Nino.

Gerakan tersebut merupakan inisiasi DKPP Klaten dalam memanfaatkan pangan pokok berbahan baku non-beras.

Bupati menyampaikan apresiasinya terhadap gerakan tersebut. Dia menilai gerakan ini dapat mendorong petani di Kabupaten Klaten untuk mengembangkan pertanian non-padi ke tahap yang lebih baik lagi.

“Ini merupakan langkah yang baik. Sekarang kita launching gerakan ini, para camat diminta untuk ikut sosialisasi kepada kepala desa dan masyarakat untuk ikut mendukung gerakan ini, tidak makan nasi setiap Kamis, syukur puasa,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/7).

Bupati juga mengatakan melalui gerakan ini, petani memiliki alternatif lain selain padi untuk menggarap lahannya. Hal ini mengingat di beberapa wilayah di Kabupaten Klaten, petani memiliki keterbatasan dalam memproduksi padi, terutama di musim kemarau.

Selanjutnya gerakan ini diberlakukan untuk seluruh wilayah di Kabupaten Klaten. Dalam kesempatan tersebut, turut diserahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok petani.

Kepala DKPP Klaten, Widiyanti mengatakan, Kemis Ora Nyego merupakan gerakan setiap hari Kamis tidak mengonsumsi nasi dalam sehari dan telah diterapkan sebelumnya di internal DKPP Klaten. Sebagai ganti sumber karbohidrat masyarakat bisa memanfaatkan sumber pangan lokal seperti entik, jagung hingga ganyong.

“Gerakan ini untuk mendorong potensi pangan lokal selain beras. Karena potensi pangan lokal di Kabupaten Klaten sangat banyak dan melimpah, tapi kurang populer,” paparnya.

Menurutnya gerakan ini sekaligus mengurangi ketergantungan pada beras sebagai sumber pangan utama. Gerakan ini juga sebagai langkah antisipasi krisis pangan, terutama beras, saat terjadinya perubahan iklim ekstrim El Nino yang bisa berdampak pada kemarau panjang.

“Jika gerakan satu hari dalam satu pekan tidak mengonsumsi nasi dilakukan di seluruh Klaten, diperkirakan ketergantungan terhadap konsumsi beras bisa berkurang hingga belasan ribu ton. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) untuk konsumsi beras per kapita per pekan pada 2022 tercatat 1.256 kg,” jelasnya.