PKB Meyakini Gerindra Hormati Keputusan Cak Imin Menjadi Bacawapres

Politik357 views

Inionline.id – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menegaskan masih tetap mengusung ketua umumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal calon peserta Pilpres 2024.

Ketua DPP PKB Yusuf Chudlori pun yakin Partai Gerindra selaku mitra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) akan menghormati keputusan itu.

Soal Muhaimin dijagokan jadi peserta Pilpres 2024 itu, tegasnya, diputuskan melalui Rapat Pleno DPP PKB yang digelar pada Senin (19/6).

“DPP PKB belum ada alternatif, tetap Gus Muhaimin sebagai capres atau cawapres sesuai dengan amanat Muktamar di Bali,” kata Yusuf di Kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (19/6).

“Ini yang menjadi keputusan rapat tadi. Sekali lagi, bahwa PKB tetap percaya dan yakin akan Gerindra tetap menjaga hubungan dengan saling menghargai sesama partai politik,” imbuhnya.

Yusuf menerangkan terdapat diskusi panjang antara pengurus DPP dalam rapat pleno yang pada akhirnya memutuskan tetap konsisten menjalankan keputusan Muktamar Bali yang mengamanatkan Cak Imin sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024.

Ia pun menyebut ke depannya Cak Imin tak akan lagi mengeluarkan statement terkait Pilpres 2024. Ia akan menjalankan proses pingitan.

Cak Imin, kata Yusuf sudah mendelegasikannya ke para pengurus DPP PKB.

“Karena Gus Muhaimin ibarat pengantin. Dalam tradisi jawa pengantin itu harus mulai masuk kamar, mulai berbenah, siap-siap,”ucapnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PKB Faisol Reza sempat menyebut partainya telah sepakat mengusung Prabowo sebagai bacapres 2024. Ia menyampaikan itu usai pertemuan tim inti pembentukan koalisi besar dengan Golkar di Jakarta, Rabu (10/5).

“Yang pertama bahwa PKB mengusung Prabowo sebagai capres. Itu harus dicatat,” kata Faisol dalam jumpa pers usai pertemuan.

Namun, belakangan pernyataan itu dikoreksi oleh Waketum PKB Jazilul Fawaid. Pada saat itu, ia menekankan Cak Imin masih sebagai capres.

Jazilul pun menilai Faisol telah membuat pernyataan yang bukan kewenangannya. Menurutnya soal capres-cawapres itu merupakan kewenangan penuh Cak Imin.

“Itu tim teknis kok nyatakan sesuatu yang bukan kewenangannya,” kata Jazilul di kompleks parlemen, Kamis (11/5).

Di luar itu, KKIR pun mendapat ‘pendekatan’ dari partai-partai di dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yaitu Golkar dan PAN. Pertemuan politik pemimpin parpol-parpol itu kemudian mencuatkan wacana peleburan menjadi Koalisi Permanen.

Bahkan, Kubu KIB pun diklaim rela mengalah jadi cawapres di peleburan koalisi tersebut.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Presiden (Bappilu Presiden) Golkar Nusron Wahid menyebut KKIR sebelumnya telah menentukan bakal capres yang akan diusung adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Dengan demikian, kata dia, partai dalam KIB rela mengalah tak lagi mengejar kursi bacapres, melainkan cawapres asal bisa melebur dengan KKIR yang dihuni Gerindra dan PKB.

“Kan KKIR sudah mempunyai calon presiden yang pakem, yang tidak mau ditawar, namanya Pak Prabowo Subianto. Supaya ini bisa melebur, kan kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB,” kata Nusron di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (14/6).

Adapun mengenai sosok cawapres yang akan ditawarkan dalam peleburan koalisi itu, kata Nusron, pihaknya tetap mengajukan Ketum Golkar Airlangga Hartarto untuk mendampingi Prabowo.

Ia menilai hal itu menjadi relevan mengingat Golkar merupakan partai terbesar di dalam KIB.

“Di dalam KKIR, Gerindra adalah partai paling besar, lebih besar dari PKB. Dalam KIB, Golkar adalah yang lebih besar daripada PAN, saya kira fair,” ucapnya.