PLN Minta Pelanggan Nyalakan Genset, Batam Krisis Listrik

Antar Daerah557 views

Inionline.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya krisis listrik di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, beberapa minggu terakhir. Kurangnya pasokan listrik tersebut membuat PLN Batam sampai meminta pelanggan untuk menyalakan genset berbahan bakar minyak (BBM).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan cadangan listrik di PLTU Tanjung Kusam yang berdaya 2 x 55 megawatt menipis.

“Beberapa hari ini sudah merasakan listrik Batam seperti apa. (PLTU) Tanjung Kasam keluar minggu lalu ada 55 (MW) yang membuat reserve margin (cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak) sangat menipis dan meminta pelanggan yang punya genset, dengan bantuan BBM dari PLN Batam untuk menyalakan gensetnya. Kan sudah nggak sehat,” katanya, disiarkan Youtube Ditjen Gatrik, Jumat (26/5).

Pengelolaan listrik Batam beda dengan pengelolaan listrik nasional, yang dikelola BUMN PT PLN (Persero). Bisnisnya dikelola anak usaha PLN, PT PLN Batam, yang diberikan otonomi untuk mengelola bisnis listrik di Batam dari hulu sampai hilir.

Jisman juga menyorot kinerja PLN Batam. Ia memandang kondisi perusahaan tersebut tidak sehat lantaran margin hanya 3 persen.

“Jujur saja, nanti akan kita bicarakan kondisi (PLN) Batam sekarang secara core business tidak sehat karena marginnya hanya 3 persen,” ujarnya.

“Faktanya, ada 8 golongan tarif yang masih di bawah tarif nasional. Bayarnya lebih murah dengan yang sejenis Pulau Batam,” imbuh Jisman.

Menurutnya, ada dua kondisi soal keandalan listrik, yaitu defisit atau over capacity. Jisman menilai kondisi kelebihan kapasitas lebih baik asalkan bisa dipertanggungjawabkan. Pasalnya, industri akan masuk kalau infrastruktur kelistrikan daerahnya andal.

“Membangun pembangkit tidak bisa 2-3 bulan, bisa 4 tahun. Apalagi PLTA minimal 7 tahun. Belum kalau ada persoalan perizinan. Jadi saya pikir over capacity nggak masalah sepanjang itu masih bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Ia menyebut Kementerian ESDM sudah berhitung dalam 10 tahun ke depan Batam membutuhkan investasi sekitar US$300 juta agar memiliki kelistrikan yang andal.

“Sementara hitung-hitungan kami dalam 10 tahun ke depan, supaya lebih andal kelistrikan di Batam, butuh investasi sekitar US$300 juta, kira Rp4,4 triliun ya.