Kementerian Kesehatan Pastikan Stok Anti-Rabies untuk NTT Aman Tersedia

Berita157 views

Inionline.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim ketersediaan vaksin anti-rabies (VAR) dan serum anti-rabies (SAR) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) masih cukup dan tersedia menyusul temuan 46 orang warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan terinfeksi.

“Untuk NTT, VAR cukup sampai saat ini ya. SAR juga ada stok di sana,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Rabu (31/5).

Nadia mengaku selama ini cakupan SAR dan VAR sudah sesuai dengan perkiraan kasus di tiap daerah. SAR dan VAR diberikan untuk korban gigitan hewan rabies. SAR diberikan kepada korban yang mengalami gigitan dengan luka risiko tinggi.

Tujuannya adalah untuk memberikan kekebalan pasif dalam rentang sepekan pertama lantaran pada masa itu belum terbentuk imunitas terhadap virus rabies.

Sementara VAR terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut 0,5 ml dalam syringe yang diberikan kepada korban gigitan rabies. Vaksin tersebut disuntikkan secara intramuscular alias di lengan atas. Adapun pada anak berusia di bawah 1 tahun, VAR disuntikkan di paha.

Lebih lanjut, Nadia menyebut upaya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah berkoordinasi terkait penanganan hewan rabies. Kemenkes, kata dia, juga bakal memberikan edukasi intensif kepada masyarakat setempat soal penanganan apabila digigit hewan.

Selain itu, Nadia mewanti-wanti agar pemerintah daerah setempat serta warga mampu ‘menahan’ anjing atau hewan rabies agar tidak keluar dari area kasus diidentifikasi. Hewan-hewan yang berpotensi rabies juga wajib diberikan vaksin.

“Jadi kami berikan edukasi juga ya, misalnya kalau ada gigitan, segera cuci dan sabun dan air selama 15 menit. Setelah itu datang ke Puskesmas atau Rumah Sakit, anjing yang menggigit kemudian ditangkap untuk diobservasi,” ujar Nadia.

Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Pieter Tahun sebelumnya melaporkan hingga Selasa (30/5) pukul 18.00 WITA, tercatat ada 46 orang yang diduga terinfeksi rabies karena terkena gigitan anjing.

Ia menerangkan 46 kasus rabies tersebut dilaporkan dari enam kecamatan. Enam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Amanatun Selatan, Nunkolo, Kie, Kuatnana, Kolbano, dan Fautmolo. Seorang juga dilaporkan meninggal dunia.

Dengan terus meningkatnya warga yang suspek terinfeksi rabies akibat gigitan anjing, Pemerintah setempat kemudian menetapkan temuan kasus itu sebagai kejadian luar biasa (KLB).