QS WUR by Subject, Bidang Linguistik Unair Meraih Peringkat 1 Nasional

Pendidikan457 views

Inionline.id – Bidang Linguistik Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) menempati peringkat pertama nasional dalam pemeringkatan Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) 2023 By Subject. Peringkat bidang Linguistik FIB Unair berada di
posisi 301-320 dunia.

QS WUR By Subject menetapkan enam indikator minimum yang harus dipenuhi. Indikator itu meliputi academic reputation, employer reputation, faculty student ratio, citations per faculty, international faculty, serta international students.

Dekan FIB Unair, Purnawan Basundoro, menuturkan pihaknya melakukan berbagai upaya untuk bersaing di kancah global sejak awal fakultas berdiri pada 1999. Dia mengakui hal itu bukan hal mudah, mengingat banyak fakultas sejenis berdiri lebih dahulu dan memiliki sumber daya lebih lengkap.

Dia menuturkan FIB Unair mengimplementasikan berbagai program kerja untuk meraih reputasi sebagai universitas terkemuka dunia. Purnawan mengakan FIB Unair terus menata diri, membuat program-program yang memiliki pengaruh luas di tingkat internasional, serta menjalin kerja sama dengan kampus terkemuka di berbagai negara.

“Semua program tersebut tentu saja melalui proses perencanaan, pelaksanaan, serta kontrol yang ketat,” ujar Purnawan dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 28 Maret 2023.

Sejak lima tahun terakhir, FIB Unair melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan sumber daya sivitas akademika. Strategi itu dengan penguatan solidaritas keluarga besar FIB yang meliputi dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, serta alumni untuk mencapai visi dan misi FIB Unair.

“Mereka harus menjadi satu kesatuan yang memiliki ikatan kuat sebagai keluarga besar FIB Unair. Setelah itu masing-masing harus bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai visi dan misi FIB Unair,” ucap dosen di Departemen Ilmu Sejarah FIB Uair itu.

Dia menyebut setelah internal fakultas kuat dan masing-masing telah menjalankan fungsinya dengan baik, FIB Unair kemudian menambah kekuatan dengan menjalin perjanjian kerja sama dengan pihak eksternal. Seperti lembaga pemerintah di Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Indonesia, serta mitra-mitra internasional yang tidak kalah penting.

Hal tersebut tidak hanya berhenti pada tahapan perjanjian kerja sama. Sebab, kata dia, yang terpenting implementasi kerja sama sesuai dengan konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Purnawan juga mengungkapkan FIB Unair telah mencanangkan tiga program unggulan. Pertama, kerja sama dengan kemitraan akademik di luar negeri dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan berskala internasional.

Misalnya, konferensi, seminar, kuliah umum, adjunct professor, serta kerja sama dengan para alumni untuk berbagai kegiatan akademik dan non-akademik.

Kedua, meningkatkan publikasi internasional dosen dengan pengadaan pelatihan menulis jurnal, kerja sama penelitian dengan mitra dosen di luar negeri, menyekolahkan dosen-dosen yang belum menempuh jenjang doktor, mengirim dosen ke luar negeri untuk kegiatan non-degree seperti seminar, konferensi (staff outbound).

Ketiga, internasionalisasi mahasiswa meliputi pengiriman mahasiswa FIB Unair dalam berbagai kegiatan di luar negeri atau students outbound dan penerimaan mahasiswa dari luar negeri (students inbound).

“Hal ini membuktikan setiap upaya yang sungguh-sungguh akan menghasilkan sesuatu yang sungguh-sungguh pula. Setiap usaha tidak akan membohongi hasil,” ujar dia.

Purnawan mengaku keluarga besar FIB Unair sangat bersyukur atas capaian tersebut. Capaian ini dipersembahkan untuk seluruh sivitas akademika.

“Capaian ini kami persembahkan untuk sivitas akademika FIB Unair serta untuk Universitas Airlangga. Dan lebih dari itu, ini adalah bentuk pertanggungjawaban kami kepada masyarakat,” ujar dia.

Purnawan berharap prestasi yang telah diraih dapat ditingkatkan lagi. “Ranking untuk bidang Arts and Humanitiessebenarnya bisa jauh lebih baik, dan itu menjadi harapan saya ke depan,” tutur dia.

Dia juga berharap pada tahun mendatang tidak hanya kategori ilmu linguistik saja yang mampu menduduki posisi utama dalam perangkingan nasional. Namun juga mampu membawa bidang ilmu lain bisa mengikuti jejak yang sama, seperti History, Ancient History, Modern Language, dan lain-lain yang merupakan lingkup Arts and Humanities.