Imbas Macet Horor 22 Jam di Jambi Truk Tambang Dilarang Melintas

Antar Daerah657 views

Inionline.id Operasi truk angkutan batu bara dihentikan sementara sebagai imbas kemacetan selama 22 jam di jalan nasional, Batanghari, Jambi.

Lalu lintas jalan nasional pada Kamis (2/3) siangĀ  berlangsung lengang usai kebijakan tersebut.

“Sekarang sudah lancar, dari tadi malam. Tidak ada masalah lagi,” kata Kapolres Batanghari AKBP Bambang Purwanto.

Sejumlah polisi telah dikerahkan di sekitar mulut tambang untuk mencegah truk angkutan batu bara keluar ke jalan nasional atau beroperasi.

“Yang penting truk yang di mulut tambang di Koto Boyo. Satu pintu (jalan keluar), cuma di dalamnya ada beberapa lokasi tambang,” ujar Bambang.

Kendati demikian, diakui Bambang, masih terdapat truk yang berada di sekitar jalan nasional. Sejumlah truk ini sudah dalam perjalanan sejak kemarin, menjelang penghentian operasional angkutan tersebut. Truk ini diperbolehkan melanjutkan perjalanan saat malam hari.

“Masih ada truk yang berada di kantung parkir atau kantung di pinggir jalan. Yang nyangkut boleh, malam jalannya, kalau nanti malam masih ada. Sedangkan dari mulut tambang tidak bisa lagi,” katanya.

Penghentian operasional angkutan batu bara di Jambi, diinisiasi Gubernur Jambi Al Haris, sampai batas waktu yang belum ditentukan. Diakuinya, penghentian operasional tersebut merupakan langkah pasca kemacetan horor di Jambi selama 22 jam lebih pada Selasa (28/2) dan Rabu (1/3).

“Kepada seluruh pemegang IUP atau pengusaha tambang untuk sementara waktu tidak mengeluarkan angkutan dari mulut tambang sampai ke jalan nasional,” ujar Haris.

Selama kebijakan ini berlangsung, kata Haris, Dinas PUPR dan BPJN akan menambal jalan nasional yang telah mengalami kerusakan parah.

“Kami sudah memerintahkan Dinas PUPR dan balai jalan, untuk menutupi lubang-lubang jalan yang rusak di Tembesi. Kurang lebih setengah kilometer yang rusak parah jalannya. Juga di Sridadi,” ujarnya.

Ia pun mengatakan Pemerintah Provinsi Jambi sebenarnya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi persoalan batu bara, karena bukan yang menerbitkan IUP dan menentukan kuota batu bara.

Kendati demikian, ia meminta maaf kepada masyarakat Jambi karena belum bisa mengatasi kemacetan akibat transportasi batu bara. Sementara ini, ujar Haris, pihaknya fokus memperbaiki jalan menjelang jalur khusus selesai dibangun.

“Saya meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian ini, izinkan kami beberapa hari ke depan. Kami fokus untuk menjalani lubang-lubang yang rusak. Mudah-mudahan nanti bulan Ramadan lancar semuanya. Masyarakat lancar aktivitasnya. Dan mudah-mudahan tidak ada lagi masalah batu bara menjelang jalur khusus selesai dibangun,” tuturnya.

Jalan nasional yang berada di Tembesi, Batanghari, Jambi, sebelumnya mengalami kemacetan sepanjang 15 kilometer sebagai imbas padatnya truk angkutan batu bara. Tidak tanggung-tanggung, kemacetan lalu lintas itu berlangsung selama lebih dari 22 jam.

Hidayat (28) menjadi salah satu warga yang terjebak dalam fenomena lalu lintas ini. Setelah terjebak macet selama berkisar 22 jam, barulah ia bisa memasuki Kota Jambi.

“Kemacetan terjadi dengan 4 jalur. Selain truk batu bara, banyak juga mobil pribadi, mobil yang bawa ikan. Bukan tidak bisa lewat lagi, tetunak di situlah,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/3).

Imbas kemacetan ini, terdapat pasien yang meninggal dunia di dalam ambulans. Tidak hanya itu, terdapat pedagang yang mengeluhkan ikan yang diangkutnya mati di tengah jalan.

Pedagang ini tentu mengalami kerugian besar, karena harga ikan yang telah lama mati berbeda jauh dengan ikan yang masih segar.

Setiawan, sopir truk angkutan perabot rumah tangga, juga mengeluhkan hal yang sama. Ia sudah terjebak macet selama lebih dari 15 jam.

“Kalau sudah begini ya bisanya cuma pasrah dan sabar,” ujarnya.

Salah satu penyebab kemacetan lalu lintas ini ialah padatnya truk angkutan bara di Jambi yang mencapai sekitar 8.300 hingga 11.500 unit. Truk ini melewati jalan nasional di Jambi, karena belum ada jalur khusus.

Tidak hanya padatnya truk angkutan batu bara, kemacetan ini juga disebabkan kondisi sekitar jalan yang memburuk sebagai akibat hujan lebat.

“Kemarin curah hujan yang tinggi. Terus truk ini tidak berani parkir di kantung parkir, takut terperosok,” kata Kapolres Batanghari.