Ciptakan Pelayanan Kesehatan Yang Berkeadilan, RSUD Kota Bogor Gratiskan Pasien Dhuafa

Antar Daerah157 views

Inionline.id – Hidup bahagia dan sehat di usia senja adalah mimpi setiap manusia. Namun tidak semua orang bisa seberuntung itu. Sumiyati (40), contohnya. Wanita paruh baya ini tinggal sebatang kara di Kota Bogor.

Tanpa sanak saudara, Ia harus berjuang melanjutkan hidupnya menjadi buruh kopi keliling di sekitaran alun-alun Bogor. Hasilnya, memang tidak seberapa. Namun cukup bagi Sumiyati untuk melanjutkan hidup.

Saat malam tiba, Sumiyati harus beristirahat di sekitar emperan toko Jalan Dewi Sartika. Dinginnya angin malam dan gemericik tetesan hujan menjadi teman saat mata Sumiyati terpejam.

Senin (13/2) malam, peristiwa memilukan pun menimpanya. Sumiyati tertabrak kendaraan roda dua saat sedang asik berbincang dengan teman lelaki yang baru dikenalnya beberapa hari lalu.

Sumiyati terpental sejauh dua meter. Bagian kakinya yang tertabrak membuat kepalanya mendarat terlebih dahulu hingga mencium aspal. Sementara pengedara roda dua yang menabraknya memilih melarikan diri.

Dalam keadaan tak sadarkan diri, Sumiyati dilarikan oleh teman pria-nya ke IGD RSUD Kota Bogor. Nahasnya, usai mengantar Sumiyati, pria tersebut justru membawa kabur tas milik wanita kelahiran Kebumen itu.

“Tas saya dibawa kabur. Isinya HP dan uang setoran hasil jualan kopi,” terang Sumiyati saat ditanya staf Humas RSUD usai sadarkan diri setelah mendapatkan perawatan medis.

Seketika Sumiyati menitihkan air mata, tubuhnya seakan mengatakan bila dirinya tak lagi betah berbaring di Rumah Sakit (RS). Bukan karena kondisinya yang sudah pulih total. Namun karena ke khawatirannya akan beban biaya pengobatan yang harus dibayarnya.

“Pak saya mau pulang saja. Bagaimana ya pak, saya tidak punya uang untuk membayar berobat disini. Saya tidak punya keluarga pak di Bogor,” kata Sumiyati seraya meneteskan air mata.

Kondisi Sumiyati yang memilukan, rupanya sampai ke telinga jajaran manajemen RSUD Kota Bogor. Wanita paruh baya ini digratiskan biaya perawatan hingga pengobatan. Dirinya diperkenankan pulang setelah kondisinya pulih.

Kepala Seksi Rawat Jalan RSUD Kota Bogor, dr. Yuyung Susanti mengatakan, pelayanan pasien miskin memang sudah menjadi bagian dari program pemerintah, baik pusat maupun daerah.

“Dimana keadilian pelayanan kesehatan harus diwujudkan. Jangan ada diskriminasi antara si kaya dan si miskin. Semua pasien harus dilayani sepenuh hati dan profesional,” tegasnya.

Sumiyati pun mengaku merasa tenang usai mendapati kabar bila dirinya dibebas biayakan RS. Ia merasa bersyukur masih ada RS yang menjalankan prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan.

“Terima kasih karena saya sudah dirawat secara gratis hingga pulih. Diberi obat secara cuma-cuma. Diberi makan, bahkan saya diberi uang. Semoga Allah membalas kebaikan,” ucapnya.

RSUD Kota Bogor pun mengantarkan Sumiyati ke Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bogor untuk mendapatkan tindak lanjut.