Tipu Calon Jemaah Rp4,6 M, Bos Travel Haji Furoda Ditangkap Polisi

Berita457 views

Inionline.id – Direktur Utama PT Alfatih, RMY, yang mengelola travel haji furoda ilegal ditangkap polisi. Ia diduga telah merugikan 45 calon jemaah haji yang mau berangkat ke Tanah Suci.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan para korban mengalami kerugian dengan total Rp4,6 miliar.

“Ini terjadi pada Juli 2022 melibatkan 45 jemaah calon haji yang bisa dianggap ditipu oleh pelaksana haji yang tidak memiliki legalitas,” kata Ibrahim di Polda Jawa Barat, dikutip dari Antara, Rabu (4/1).

Tompo menjelaskan para korban telah datang ke Polda Jawa Barat pada Juli 2022. Laporan dibuat pada Agustus 2022.

Direktur Kriminal Khusus Polda Jawa Barat Kombes Pol Arif Rachman mengatakan RMY merupakan spesialis pemalsuan dokumen.

Arif menjelaskan RMY menggunakan visa wisata dari Malaysia ke Arab Saudi, kemudian diubah menjadi visa haji untuk para calon jamaah dari travelnya.

Namun, dokumen palsu itu terdeteksi Pemerintah Arab Saudi. Para calon jemaah pun dideportasi.

Ia mengatakan, dalam menjaring calon jemaah haji, RMY mendatangi sejumlah pengajian di berbagai daerah.

Sementara itu, perusahaan travel yang dikelola RMY tidak memiliki izin Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari Kementerian Agama.

Lokasi PT Alfatih pun fiktif meskipun mencantumkan alamat di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

“RMY ini meyakinkan para calon jemaah haji bahwa dirinya bisa memberikan fasilitas VIP, manasik haji tiga kali, dan berbagai fasilitas haji, termasuk naik haji tanpa antre,” kata Arif.

RMY menjanjikan akan mengembalikan biaya yang telah dibayarkan para jemaah setelah mereka dideportasi. Namun, kata dia, hingga awal 2023 belum ada upaya pengembalian uang kerugian tersebut.

Saat ini, RMY menjadi tersangka tunggal karena para pegawai di perusahaan travel bodong itu tidak ikut terlibat.

RMY dijerat Pasal 121 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Ibadah Haji dan Umrah. Ia terancam hukuman enam tahun penjara dan denda Rp6 miliar.