Kemenkominfo Mengenalkan Literasi Digital kepada Pelajar SMK di Bengkulu

Pendidikan257 views

Inionline.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Pandu Digital melaksanakan roadshow kegiatan Seminar Literasi Digital Sektor Pendidikan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Bengkulu. Kegiatan yang mengusung tema “Cerdas Kreatif dan Produktif Bermedia Digital” di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Kota Bengkulu.

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman Literasi Digital bagi peserta didik yang merupakan salah satu target nasional Kemenkominfo menuju transformasi digital di Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan secara hibrida ini diikuti oleh 500 peserta yang berasal dari seluruh pelajar SMKN 4 Kota Bengkulu.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan
Katadata Insight Center pada tahun 2021 yang lalu, didapatkan skor atau tingkat literasi
digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00. Berdasarkan skor tersebut, tingkat
literasi digital di Indonesia berada dalam kategori “sedang”.

Kegiatan seminar literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Kegiatan diawali dengan sambutan pembukaan dari Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu, Paidi, yang menyampaikan apresiasi terhadap Kemenkominfo atas penyelenggaraan program Literasi Digital bagi pelajar tingkat SMK. Ia sangat berterima kasih sekali pihak Kominfo berkenan untuk berbagi pengetahuan terkait bagaimana menggunakan literasi digital.

Menurutnya, tidak sedikit masyarakat maupun kalangan pelajar belum dewasa dalam menggunakan literasi digital. “Memang dari hasil riset dikatakan jumlah penggunaan internet sudah banyak, tetapi pemanfaatan internet oleh peserta didik untuk pembelajaran masih belum optimal,” ujar Paidi.

Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Bambang Tri Santoso dalam sambutannya
menjelaskan, tentang program Literasi Digital sebagai salah satu program prioritas Kemenkominfo. Di Program Literasi Digital ada 4 pilar yang menjadi materi pembelajaran
utama yang akan diberikan kepada stakeholder.

Pertama adalah digital culture, ini terkait pemahaman nilai-nilai pancasila dan wawasan kebangsaan. Kedua digital skill atau kecakapan digital ini menjadi penting karena pembelajaran sudah bersinggungan dengan teknologi sehingga perlu dikembangkan dan digali kemampuan TIK.

Ketiga adalah digital safety, pentingnya untuk tidak mengumbar data pribadi di dunia maya agar tidak di salah guna oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Terakhir digital ethic juga perlu dipahami bagaimana etika berkomunikasi di media sosial, tentang UU ITE dan mengenai
apa-apa yang boleh dan dilarang di dunia maya.

“Keempat hal ini perlu dicermati oleh adik-adik sekalian,” tegas Bambang.

Selain itu, Bambang juga mengenalkan program Pandu Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo yaitu gerakan volunter untuk menciptakan pendamping literasi digital yang hingga saat ini sudah mencapai 18.000 Pandu Digital yang tersebar di seluruh Indonesia yang berasal dari beragam latar belakang yaitu masyarakat umum, akademisi hingga pelajar SMK.

Tugas Pandu Digital adalah untuk mendampingi literasi digital di 5 sektor yaitu Pendidikan, Pariwisata, UMKM, Petani dan Nelayan. Dan terdapat 3 tingkatan dalam Pandu Digital yaitu Pandu Digital Purwa (badge merah), Pandu Digital Madya (badge biru), dan Pandu Digital Utama (badge hitam).

Materi pertama disampaikan oleh Ramadin Tarigan selaku Pandu Digital Purwa mengenai Aman Bermedia Digital. Dalam paparannya, Tarigan menerangkan penggunaan layanan digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan namun di sisi lain juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun, sehingga diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital.

“Penekanan dari saya jangan sekali-kali memberikan nomor unik kita ke publik karena tidak ada yang aman seratus persen di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resikonya sedapat mungkin. Dan selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet,” tegas Tarigan.

Pada sesi selanjutnya, Guru SMKN 4 Kota Bengkulu, Yulina Wetsy. sebagai narasumber materi Etis Bermedia Digital menyampaikan bahwa dalam ruang digital kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural. Dengan media digital setiap warganet berpartisipasi dalam hubungan dengan banyak orang melintasi geografis dan budaya, sehingga segala aktifitas digital di ruang digital dan dalam menggunakan media digital memerlukan etika digital.

“Netiket atau etiket berinternet adalah tata krama dalam menggunakan internet. Maka kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya,” jelas Yulina.