Soal Kenaikan Harga Pertalite Erick Thohir Menunggu Putusan Jokowi

Berita157 views

Inionline.id – Terkait harga BBM pertalite dan solar Menteri BUMN Erick Thohir sedang menunggu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Untuk masalah (harga) BBM tentu kami sebagai menteri BUMN sedang menunggu penugasan yang akan diberikan oleh pemerintah,” ungkap Erick dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (24/8).

Ia mengatakan terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh Kementerian BUMN untuk menyelesaikan masalah BBM subsidi. Salah satunya berupaya agar penyaluran pertalite dan solar subsidi tepat sasaran.

“Bagaimana kami mencoba mengkonsolidasikan data subsidi tepat sasaran,” ujar Erick.

Ia mencontohkan aplikasi Peduli Lindungi yang berhasil menyatukan data masyarakat Indonesia. Aplikasi itu juga digunakan untuk mengecek status seseorang apakah terinfeksi covid-19 atau tidak.

“Kalau kami lihat, kami bandingkan dengan banyak negara maju sebenarnya kan yang namanya social security number itu bisa dilakukan kalau semua mau. Nah dari situ kan (penyaluran BBM subsidi) bisa tepat sasaran,” jelas Erick.

Pernyataan Erick ini menjawab salah satu pertanyaan yang dilayangkan oleh Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade terkait isu kenaikan harga BBM.

“Isu kenaikan BBM pak menteri. Pak menteri mungkin akan rapat dengan berbagai menteri di kabinet Jokowi,” kata Andre.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan secara terang-terangan menyatakan harga BBM jenis pertalite dan solar subsidi akan naik dalam waktu dekat.

Menurut Luhut, Jokowi akan mengumumkan kenaikan harga pertalite dan solar subsidi minggu ini.

“Mungkin minggu depan (minggu ini) presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga (BBM) ini,” ucap Luhut.

Pemerintah seakan tak punya pilihan lain karena harga minyak mentah dunia melonjak setelah perang Rusia-Ukraina. Hal itu berpotensi membuat belanja subsidi energi semakin membengkak.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp170 triliun.

Sementara, harga BBM penugasan pertalite masih ditahan di level Rp7.650 per liter dan solar bersubsidi Rp5.150 per liter.

Lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan subsidi energi bisa membengkak Rp198 triliun menjadi Rp700 triliun jika harga pertalite dan solar tak naik.

Tambahan dana itu dibutuhkan untuk menambah kuota pertalite dari 23 juta kiloliter (kl) menjadi 29 juta kl.

Data PT Pertamina (Persero) menunjukkan penyaluran pertalite telah mencapai 16,8 juta kl pada akhir Juli 2022. Dengan demikian, kuota pertalite hanya tersisa 6,25 juta kl sampai akhir tahun.

Sementara, penyaluran solar telah mencapai 9,9 juta kl hingga Juli 2022. Alhasil, sisa kuota solar hanya tersisa 5,2 juta kl dari total kuota 15,1 kl.

Jika tak ditambah, kuota akan habis sebelum akhir 2022. Hal ini berpotensi memicu keresahan di masyarakat.