Kasus Kematian Mingguan Covid-19 di Indonesia Naik Menjadi 31,53 Persen

Berita057 views

Inionline.id – Jumlah kasus warga yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 31,53 persen dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data pemerintah, pada periode 12-18 Agustus, kasus kematian tercatat sebanyak 146 kasus.

Sementara itu, selama periode 5-11 Agustus, jumlah kasus kematian Covid-19 dalam sepekan berjumlah 111 kasus.

Berdasarkan data tersebut, dapat juga dilihat bahwa laporan kasus kematian Covid-19 di atas 20 kasus sehari terjadi tiga kali dalam sepekan terakhir. Rinciannya yakni 26 kasus kematian pada 15 Agustus, kemudian 25 kasus pada 16 Agustus, dan 21 kasus kematian Covid-19 sehari pada 18 Agustus.

Sementara itu, kasus konfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air mengalami tren penurunan dalam sepekan ini. Artinya, jumlah warga yang mengalami pemburukan gejala Covid-19 lebih tinggi pada sepekan terakhir ini.

Selama sepekan terakhir, kasus positif Covid-19 yaitu sebanyak 34.385 kasus. Jumlah ini sedikit menurut dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat sebanyak 37.822 kasus.

Pemeriksaan atau testing Covid-19 terhadap warga juga dilaporkan mengalami penurunan. Jumlah warga yang diperiksaa mingguan mengalami penurunan sekitar 19,13 persen dibandingkan sepekan sebelumnya.

Dalam hal ini, capaian pemeriksaan Covid-19 di Indonesia dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.

Selama periode 5-11 Agustus, jumlah warga yang diperiksa sebanyak 354.528 orang dengan total 778.553 spesimen yang diperiksa. Selanjutnya, pada rentang waktu 12-18 Agustus, jumlah orang yang diperiksa berkurang menjadi 286.693 orang dengan 670.991 spesimen yang dilaporkan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya memprediksi puncak kasus Covid-19 di Indonesia ‘molor’ dan kemungkinan bisa terjadi pada akhir Agustus 2022 seperti prediksi sejumlah ahli kesehatan dan epidemiolog.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menambahkan ketidakpastian proyeksi puncak kasus Covid-19 di Indonesia itu terjadi lantaran karakteristik dari temuan subvarian Omicron di Indonesia, yakni BA.4, BA.5, dan BA.2.75 berbeda dengan sejumlah negara lainnya.