Sebanyak 1.992 Praja IPDN Mengikuti Pendidikan Literasi Digital Sektor Pemerintahan

Pendidikan257 views

Inionline.id – Sebanyak 1.992 praja tingkat akhir di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mengikuti pendidikan Literasi Digital untuk Sektor Pemerintahan yang bertajuk “ASN Makin Cakap Digital”.  Kegiatan yang digelar pekan lalu ini untuk meningkatkan pemahaman literasi digital terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN).

Aparatur Sipil Negara merupakan salah satu target nasional yang harus disasar oleh Kemenkominfo dalam mewujudkan transformasi digital di Indonesia.  Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 yang lalu, didapatkan skor atau tingkat kapasitas literasi digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00.

Berdasarkan skor tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia berada dalam kategori “sedang”. Kegiatan literasi digital di sektor pemerintahan merupakan salah satu inisiasi Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di lingkungan ASN menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto. Bonifasius menyampaikan, kegiatan pada hari ini merupakan kolaborasi antara BPSDM Kemendagri dan Direktorat Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo,

“Kegiatan ini diadakan atas kerja sama dari BPSDM Kemendagri dan Direktorat Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo untuk meningkatkan kompetensi ASN di bidang digital,” jelasnya dalam siaran pers, Minggu, 24 Juli 2022.

Ia juga memiliki harapan untuk para praja di IPDN Jatinangor untuk menyebarluaskan betapa pentingnya literasi digital ke daerahnya masing-masing setelah lulus dari pendidikan di IPDN. “Dari 1.992 peserta praja atau mahasiswa-mahasiswi tingkat akhir, setelah menyelesaikan pendidikan IPDN akan kembali ke daerahnya masing-masing dan menyebarkan betapa pentingnya mengikuti perkembangan digital,” ujarnya.

Kepala Biro Administrasi Akademik dan Perencanaan IPDN, Agus Toyib mewakili Rektor IPDN menyampaikan, kegiatan ini akan membuka wawasan baru mengenai literasi digital.  “Kita akan mendapatkan wawasan baru dan tentunya memenuhi kebutuhan literasi digital pada saat ini,” ucapnya.

Agus juga mengimbau kepada para Praja bahwa literasi digital sama pentingnya dengan Baca Tulis Hitung (calistung), “Kami mengimbau terutama kepada para Praja bahwa literasi digital merupakan hal yang penting, sama halnya dengan calistung.” tegasnya.

Kegiatan ini diselenggarakan dengan tiga sesi materi literasi digital secara paralel oleh tiga orang narasumber yang kompeten di bidangnya. Tiga sesi tersebut adalah Kecakapan Digital, Keamanan Digital, dan Etika dan Budaya Digital.

Pada sesi pertama, Machmudin Sadik, BPSDM Kemendagri membahas bagaimana ASN sebagai pelayan, pelaksana kebijakan publik, dan pemersatu bangsa harus mengikuti perkembangan teknologi demi memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. “Tuntutan masyarakat terus berkembang, kita sektor pemerintahan cukup kewalahan dalam mengikutinya. Oleh karena itu, kita harus memenuhi tuntutan tersebut dengan meningkatkan kemampuan literasi digital kita,” terangnya.

Karena menurutnya, ASN sudah tidak dapat menggunakan cara-cara lama dalam melayani publik.  Melainkan pada saat ini ASN harus melakukan pendekatan secara digital kepada masyarakat.

Di kesempatan yang sama, ICT Specialist Gedhe Foundation, Andri Johandri membawakan materi mengenai Keamanan Digital yang berbentuk ilmu terapan dan dapat dipraktikkan di kehidupan sehari-hari. Seperti halnya keamanan penggunaan e-mail di lingkungan ASN.

“Sebaiknya penggunaan e-mail untuk ASN lebih baik menggunakan protokol lokal dan tidak menggunakan e-mail umum seperti Google, karena penyimpanan data menjadi lebih private,” jelasnya.

Andri juga menjelaskan bagaimana hal sederhana yang sering terlewatkan di setiap pengunduhan aplikasi dapat membahayakan keamanan data.  Seperti halnya membaca Term of Service (ToS) yang sering ditemui saat mengunduh sebuah aplikasi.

“Kita sebenarnya bisa saja memberikan data ke Google atau developer lainnya secara tidak sengaja karena tidak membaca ToS dan langsung pencet tombol agree,” ujarnya.

Sesi pemaparan materi lainnya yaitu penyampaian materi Etika Digital dan Budaya Digital oleh Adri Yanto, Founder Wisatanews.com. Adri Yanto menjelaskan tentang etika digital yang baik dapat juga mencerminkan budaya di dunia digital.  Seperti halnya bagaimana kita memutuskan untuk mengunggah sebuah konten berdasarkan etika dan budaya digital yang baik.

“Etika adalah nilai mengenai benar dan salah. Sebelum meng-upload konten, coba tanyakan kepada diri sendiri, apakah konten ini baik atau buruk? Benar atau salah?” tegasnya.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dengan target sebanyak 50 juta orang masyarakat Indonesia mendapatkan literasi di bidang digital hingga tahun 2024.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @siberkreasi, @literasidigitalkominfo atau website info.literasidigital.id.