BNPB Melaporkan Sebanyak 18.873 Warga Terdampak Banjir dan Longsor Garut

Antar Daerah157 views

Inionline.id – Dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa sebanyak 6.031 kepala keluarga (KK) atau 18.873 warga terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebanyak 649 orang di antaranya dievakuasi ke pengungsian.

“Sebanyak 6.031 KK atau 18.873 jiwa terdampak dan 649 jiwa diantaranya mengungsi,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers, Senin (18/7).

BPBD Kabupaten Garut mencatat sebanyak 4.035 unit rumah rusak dengan 11 unit di antaranya rusak berat. Kemudian, 13 kantor pemerintah rusak sedang dan 10 kantor pemerintah rusak ringan.

Selanjutnya, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang dan 3 unit fasilitas pendidikan rusak ringan. Selain itu, tercatat sedikitnya 17.077 hektare kolam ikan milik warga terdampak.

Hingga saat ini, petugas terus mendata rumah warga yang hanyut atau hilang karena tersapu banjir. Rencananya, rumah warga yang berada di bantaran sungai akan direlokasi.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat waspada dan siaga menghadapi potensi bencana susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Muhari pun menyarankan upaya pembersihan lingkungan di sepanjang aliran sungai, normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS), melakukan perbaikan dan penguatan tanggul, serta menghijaukan kembali daerah resapan air di hulu dan sepanjang aliran sungai.

Adapun Pemerintah Kabupaten Garut telah menetapkan status masa tanggap darurat bencana selama 14 hari sejak 16-29 Juli 2022.

Berdasarkan data dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, ada 14 kecamatan yang terdampak, yaitu Kecamatan Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong Kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi, dan Singajaya.