Sejak Awal 2022 Rusia hingga RI Melarang Ekspor Komoditas

Ekonomi1257 views

Inionline.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejumlah negara melarang ekspor komoditas, mulai dari Rusia, Ukraina, sampai Indonesia.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan Indonesia melarang ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sejak 28 April 2022 sampai 23 Mei 2022.

Kemudian, Ukraina melarang ekspor beberapa komoditas. Hal ini berlaku sejak 6 Maret 2022 hingga 31 Desember 2022.

“Ukraina melarang ekspor unggas, telur, minyak bunga matahari, dan daging sapi,” kata Setianto.

Kemudian, Rusia juga ikut melarang ekspor sejumlah komoditas sejak Maret 2022. Detailnya, negara itu melarang ekspor gandum, barley, jagung, dan gula sejak 14 Maret sampai 30 Juni 2022.

Lalu, Rusia juga melarang ekspor biji bunga matahari sejak 1 April sampai 31 Agustus 2022, pupuk sejak 4 Februari sampai 31 Agustus 2022, dan pupuk nitrogen sejak 3 November 2021 sampai 31 Desember 2022.

China juga melarang ekspor pupuk sejak 24 September 2021. Hal itu berlaku sampai 31 Desember 2022.

Kemudian, India melarang ekspor gandum mulai 13 Mei 2022. Kebijakan itu akan berlaku sampai 31 Desember 2022.

Setianto menjelaskan Indonesia masih defisit perdagangan dengan tiga negara, yakni Australia, China, dan Thailand pada Mei 2022.

Ia mengatakan defisit neraca dagang RI dengan Australia paling dalam mencapai US$535,5 juta pada Mei 2022.

Realisasi ini terjadi karena jumlah impor lebih tinggi dibandingkan ekspor ke Australia. Rinciannya, jumlah impor dari Negeri Kanguru itu mencapai US$799,7 juta, sedangkan ekspor hanya US$264,2 juta.

“Australia defisit karena logam mulia, permata,” ungkap Setianto.

Kemudian, Indonesia juga masih defisit perdagangan dengan China sebesar US$479,8 juta pada Mei 2022. Jika dirinci, ekspor ke Negeri Tirai Bambu hanya US$4,59 miliar dan impor mencapai US$5,07 miliar.

“Defisit dengan China karena komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kemudian ada mesin mekanik,” terang Setianto.

Lebih lanjut, Indonesia tercatat defisit perdagangan dengan Thailand sebesar US$331,9 juta. Hal ini karena impor dari negara itu tembus US$926 juta, tetapi ekspor ke Thailand hanya US$594,9 juta.

Di sisi lain, Indonesia tercatat surplus dengan India, AS, dan Filipina. Surplus paling besar terjadi dengan India sebesar US$1,59 miliar, AS sebesar US$1,26 miliar, dan Filipina sebesar US$833 juta.