Inionline.id – Pemerintah akan mengoptimalkan program jaminan sosial ketenagakerjaan (jamsostek) untuk melindungi pekerja rentan di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo mengatakan hal ini sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tertuang dalam Inpres nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
“Presiden tidak ingin para pekerja rentan seperti petani, nelayan, non-ASN, dan pekerja honorer terjerumus ke dalam kemiskinan ekstrem akibat kondisi ekonomi sekarang. Oleh karena itu, pemerintah sedang mengoptimalkan program jamsostek untuk memberikan perlindungan dan kepastian bagi mereka,” kata Abraham dalam siaran pers, Rabu (8/6).
Abraham mengatakan optimalisasi jaminan ketenagakerjaan ini juga sebagai upaya Indonesia untuk menghadapi aging population yang diprediksi terjadi pada 2045.
“Jaminan sosial ini semakin penting karena pada 2045, Indonesia akan menghadapi aging population, rasio usia produktif lebih sedikit seperti di Jepang,” ujar Abraham.
Untuk memastikan program ini berjalan, Kantor Staf Presiden bersama Sekretariat Kabinet dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) terus melakukan monitoring dan evaluasi di sejumlah daerah.
“Seperti hari ini kami di Semarang. Hasil monitoring kami, BPJS ketenagakerjaan Jawa Tengah hingga Mei sudah membayarkan klaim Rp1,5 triliun dan melayani 172 ribu kasus. Capaian ini harus dibarengi peningkatan kepesertaan,” tutup Abraham.
