Di Pasar Tradisional Harga Minyak Goreng Curah Mulai Turun

Ekonomi057 views

Inionline.id – Setelah pemerintah membuka kembali keran ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya pada Senin (23/5) harga minyak goreng curah di sejumlah pasar tradisional di Jakarta mulai turun.

Pada Rabu (1/6), di Pasar Inpres Pasar Minggu, Jakarta Selatan, minyak goreng curah sudah ada yang dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp15.500 per kilogram (kg).

“Yang curah sekarang Rp15.500 per kg, dari agen pasokannya memang sudah banyak dan harga turun,” ujar Farid (32), pedagang minyak goreng di pasar tersebut.

Sebelumnya ia menjual minyak goreng curah seharga Rp20 ribu per kg. Minyak goreng kemasan pun turun dari Rp50 ribu menjadi Rp45 ribu per dua liter.

Meski demikian, Farid mengaku penjualan minyak goreng saat ini sepi. Ia berpendapat hal tersebut terjadi karena minyak goreng sudah tidak selangka beberapa waktu lalu.

Ia juga berharap harga minyak goreng masih bisa turun lagi.

“Mungkin mesti dikurangi lagi harganya, kalau bisa dimurahin lagi yang curahnya,” ujarnya.

Sementara itu, di Pasar Warung Buncit, Jakarta Selatan, harga minyak goreng curah memang mulai turun, namun masih di atas HET. Di pasar tersebut minyak goreng curah dijual seharga Rp17.500 per kg, turun dari yang sebelumnya Rp20 ribu per kg.

Sedangkan untuk minyak goreng kemasan turun dari Rp24 ribu menjadi Rp20 ribu hingga Rp20.500 per kg, tergantung merek.

Asriadi (43), pedagang minyak goreng di pasar tersebut mengatakan penurunan harga komoditas itu terjadi karena pasokan yang mulai melimpah.

“Pasokan mulai banyak lagi, sudah enggak begitu langka,” kata dia.

Berbeda dengan Asriadi, Iwan (31), yang juga pedagang minyak goreng di pasar itu menjual minyak goreng curah seharga Rp18 ribu per kg. Sementara untuk minyak goreng kemasan masih dijual dengan harga Rp24 ribu per kg.

Ia mengaku saat ini pembeli mulai beralih ke minyak goreng curah. Sebab, minyak goreng kemasan harganya masih tinggi.

“Pembeli lebih rame ke yang curah karena (minyak goreng) kemasan mahal,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi membuka kembali keran ekspor CPO dan minyak goreng setelah pemerintah merasa pasokan minyak goreng curah di tanah air mencukupi.

Jokowi mengatakan berdasarkan laporan dan informasi yang ia dapat langsung di lapangan, pasokan minyak goreng curah terus bertambah. Ia mengatakan kebutuhan minyak goreng curah nasional mencapai 194 ribu ton per bulan.

Sebelum larangan ekspor berlaku, pasokan minyak goreng curah 64,5 ribu ton per bulan. Setelah larangan ekspor berlaku, pasokan berhasil naik jadi 211 ribu ton per bulan.

“Itu sudah melebihi kebutuhan nasional kita,” katanya.

Selain pasokan yang melimpah, Jokowi juga mengklaim larangan ekspor yang diberlakukannya berhasil menekan harga minyak goreng curah lagi.

Ia menyebut sebelum larangan ekspor berlaku pada Kamis (28/4) lalu, rata-rata harga minyak goreng nasional adalah Rp19.800. Tapi ia mengklaim setelah larangan ekspor berlaku harga minyak goreng curah berhasil turun jadi Rp17.200-17.600 per liter.