Di Area Candi Borobudur Kemenparekraf Akan Membangun Museum 3D

Ekonomi457 views

Inionline.id – Di sekitar wilayah Candi Borobudur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berencana membangun museum tiga dimensi (3D).

Menteri Parekraf Sandiaga Uno mengatakan museum tiga dimensi diharapkan bisa melengkapi pengalaman dan kenangan di tengah pembatasan kuota jumlah pengunjung.

“Kami akan memberikan satu pendekatan inovasi, bagaimana kami menghadirkan museum tiga dimensi (3D) di sekitar Candi Borobudur, akan dibangun the light and sound, sehingga walau pengunjung dibatasi menjadi 1.200 orang per hari, tapi pengalaman dan kenangan masyarakat akan sama,” ungkap Sandiaga dalam weekly press briefing (WPB) secara virtual, Senin (6/6).

Dalam hal ini Sandiaga mengatakan pemerintah akan membatasi jumlah pengunjung Candi Borobudur menjadi 1.200 orang per hari. Ini dikarenakan posisi cagar budaya tersebut yang mulai turun akibat kelebihan muatan.

Sementara itu, Komisaris Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWC) Kacung Marijan menjelaskan batasan pengunjung menjadi 1.200 orang per hari berlaku untuk yang ingin naik hingga ke atas Candi Borobudur.

“Itu untuk pengunjung yang naik,” jelas Kacung.

Artinya, masyarakat masih bisa mengunjungi area sekitar Candi Borobudur, tanpa pembatasan seperti yang berlaku di area atas Candi Borobudur.

Selain membatasi jumlah pengunjung, pemerintah juga akan menaikkan harga tiket masuk menjadi Rp750 ribu untuk wisatawan lokal dan US$100 untuk wisatawan asing yang ingin naik ke atas Candi Borobudur.

Selama ini ,mengutip website resminya, pengunjung atau turis lokal hanya dikenakan tarif senilai Rp50 ribu.

Kebijakan harga tiket Candi Borobudur ini menuai polemik masyarakat karena dianggap terlalu mahal dan membatasi masyarakat umum untuk menengok situs sejarah dan kebudayaan itu.

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan langkah itu dilakukan demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.

“Sehingga, rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang,” tutur Luhut.