Harga Pangan Sudah Melompat, Puasa Masih Sebulan Lagi

Ekonomi057 views

Inionline.id – Sebelum ramadan mayoritas harga pangan melonjak. Kenaikan harga ini memang kerap terjadi setiap tahunnya. Bedanya, tahun ini harga naik sebelum momentum bulan puasa dan lebaran.

Pasalnya, konflik geopolitik Rusia-Ukraina memperparah kenaikan harga komoditas, utamanya energi. Padahal, kenaikan harga komoditas CPO saja belum teratasi sejak tahun lalu.

Lantas, apa saja kebutuhan pangan yang mengalami kenaikan harga sebulan jelang ramadan?

Cabai

Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) dilansir hargapangan.id pada Selasa (8/3), harga cabai rawit merah naik 0,41 persen atau Rp300 per kilogram (kg) dengan harga rata-rata Rp74 ribu.

Di DKI Jakarta harga cabai rawit merah tembus Rp82.500 per kg. Sementara, kenaikan tertinggi terjadi di Papua dengan harga Rp136.900 per kg.

Kenaikan juga terjadi di sejumlah pasar tradisional di Surabaya dan kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Pada awal Januari 2022 lalu, harga cabai masih berada di kisaran Rp55 ribu per kg. Tetapi, kini harganya sudah naik berkisar antara Rp60 ribu hingga Rp65 ribu per kg.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebut kenaikan harga cabai terjadi akibat curah hujan tinggi sehingga produktivitas pertanian menurun. Menurutnya, faktor cuaca menekan produksi hingga nyaris 50 persen.

Daging Sapi

Harga daging sapi kualitas I naik 0,08 atau Rp100 per kg dengan harga rata-rata Rp130.650. Senada, harga daging sapi kualitas II naik 0,08 persen atau Rp100 ke posisi Rp121.550 per kg.

Di DKI Jakarta, harga daging sapi mencapai Rp140 ribu per kg. Sedangkan, harga daging sapi tertinggi terjadi di Aceh, yakni Rp140.650 per kg.

Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi menuturkan kenaikan harga daging sapi di dalam negeri lantaran pasokan impor dari Australia berkurang.

“Kebutuhan sapi siap potong di tiga provinsi, yaitu Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, 93 persen di antaranya dari Australia. Hanya 7 persen dari sapi lokal,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Sementara, pasokan sapi dari Australia berkurang karena pengurangan kapasitas ekspor di Negeri Kanguru, yaitu dari 80 persen menjadi hanya 44 persen.

Bawang Putih

Harga bawang putih juga ikut naik di sejumlah daerah. Di Kota Bandar Lampung bawang putih mendaki dari harga sebelumnya Rp23 ribu per kg naik menjadi Rp25 ribu per kg.

Seorang pedagang sekaligus distributor komoditas pangan di Pasar Tradisional Pasir Gintung Bandar Lampung Titin menyebutkan kenaikan terjadi akibat pembatasan kuota bawang putih impor yang mengakibatkan distribusi ke daerah tidak terlalu banyak.

“Saat ini, di Jakarta sedang ada pembatasan kuota bawang putih dari luar jadi ada kenaikan, ini prediksi akan naik terus dalam beberapa hari kedepannya. Kalau hari ini kita ambil untuk pasokan sekitar 9,5 ton bawang putih untuk dijual ke pasaran,” ucapnya seperti dikutip dari Antara.

Produk Mie

Produk mie juga diperkirakan naik. Hal ini tak lepas dari harga gandum internasional yang juga melonjak.

Harga gandum mencapai level tertingginya dalam 14 tahun terakhir imbas perang Rusia-Ukraina. Pasalnya, pasokan komoditas itu jadi terhambat.

Gandum berjangka Chicago naik lebih dari 6,6 persen menjadi menjadi US$12,53 per gantang pada Senin (7/3).

Gandum sudah naik lebih dari 40 persen dalam sepekan terakhir. Kenaikan ini juga merupakan rekor kenaikan mingguan terbesar.

Diketahui, Rusia dan Ukraina sama-sama menyumbang sekitar 29 persen dari ekspor gandum global.

Tahu Tempe

Kementerian Perdagangan juga mewanti-wanti harga tahu dan tempe bakal naik pada momentum puasa atau ramadan dan lebaran. Kenaikan harga tahu dan tempe dipicu kenaikan harga kedelai internasional.

Kenaikan harga kedelai di RI tak terhindari karena sekitar 86 persen kedelai berasal dari impor. Sehingga, lonjakan harga kedelai internasional langsung memengaruhi harga di pasar lokal.

“Pemerintah melakukan komunikasi dan edukasi publik ada kemungkinan, ada indikasi, karena kenaikan harga kedelai bisa melampaui puasa dan lebaran, maka sudah kami informasikan ada kemungkinan kenaikan harga di tahu dan tempe,” terang Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwanpada acara News Cast CNN Indonesia TV.

Minyak Goreng

Minyak goreng pun tidak menutup kemungkinan naik kembali. Meski pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET), nyatanya saat ini keberadaan minyak goreng masih langka di pasaran.

Pemerintah menetapkan HET untuk minyak goreng kemasan premium seharga Rp14 ribu per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan minyak curah Rp11.500 per liter sejak 1 Februari 2022 lalu.

Namun, selain langka, penerapan HET juga belum merata di seluruh wilayah Indonesia.

Di Samarinda, Kalimantan Timur misalnya, minyak goreng di sejumlah toko di kota tersebut kosong. Akibatnya, ratusan warga berbondong-bondong ke distributor untuk berburu minyak goreng.

Selain itu, harga minyak goreng di sana juga di atas HET yakni Rp22.500 per liter atau Rp45 ribu per dua liter.

“Kosong semua (minyak goreng) ini, kalaupun ada harganya mahal. Yang 2 liter saja Rp45 ribu,” ujar seorang warga bernama Hendra.