Keterisian Rumah Sakit di Jawa barat Capai 15 Persen, Dewan Jabar Iwan Suryawan Tuding Libur Nataru Jadi Salah Satu Penyebabnya

Antar Daerah357 views

Bandung, Inionline.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan, Senin (31/1/2022) di Gedung Sate, Kota Bandung bahwa sejauh ini lonjakan rumah sakit di Jabar mulai meningkat. Hingga saat ini saja sekitar 15 persen, yang sebelumnya pernah menyusut sampai 1,3 persen di tanggal 2 Januari.

“Di Jawa Barat lonjakan terhadap rumah sakit sudah mulai terasa. Per hari ini sekitar 15 persen, dari paling rendah sekitar 1,3 persen pada 2 Januari 2022. Jadi di hari-hari awal tahun kita sangat rendah, tapi kemudian mengalami peningkatan,” ujarnya.

“Jadi dapat disimpulkan, bahwa libur panjang atau perjalanan besar di libur bersama ini mempunyai pengaruh terhadap penyebaran,” tutur Kang Emil.

Menanggapi laporan ini, anggota Komisi V DPRD Jawa barat Iwan Suryawan menuding kendornya kebijakan pemerintah saat libur natal dan tahun baru (nataru) menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyebaran virus Covid-19 varian Omicron di Jawa barat.

“Harusnya Pemerintah sudah menganalisa dari jauh-jauh hari bahwa liburan kemudian dibukanya tempat pariwisata dan lainnya itu menjadi beberapa hal yang bisa menyebabkan Covid muncul,” tukas Iwan.

Dirinya menilai analisa ini analisa standar yang harus dilakukan terus, legislator asal Kota Bogor ini akhirnya mempertanyakan kebijakan Pemerintah mengapa di Natal dan Tahun Baru ketika yang tadinya pengetatan sudah dilakukan kemudian dilonggarkan sehingga dampaknya memang mau tidak mau di Januari-Februari angka pasien Covid-19 bisa melonjak.

“Jadi peluang untuk naik semakin terbuka dengan adanya Omicron ini boleh jadi ruang penyebaran semakin terbuka otomatis berikutnya ke rumah sakit dampaknya, Omicron ini gejala-gejalanya hampir sama dengan gejala batuk pilek dan lainnya kemudian ada yang langsung masuk rumah sakit dan ada juga cukup di rumah saja,” imbuh Iwan Suryawan.

Selain itu mantan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor ini menegaskan bahwa disiplin terhadap prokes tetap harus dilakukan, lalu analisa terkait dengan kerumunan dan lainnya mau tidak mau memang pertaruhan antara kebutuhan mengingkatkan pertumbuhan ekonomi dan dengan kesehatan ini akan tetap menjadi pertimbangan karena peluang-peluang pada kenyataannya di November, Desember sampai awal Januari Pemerintah membuka tempat-tempat keramaian secara tidak langsung, sehingga peluang berkerumun semakin besar.

“Memang kita berdoa tidak terjadi lonjakan yang begitu dahsyat walaupun ini grafiknya naik, hanya mungkin yang harus dilakukan adalah penguatan ditingkat pencegahan, kemudian balik lagi kepada edukasi yang harus dilakukan kepada masyarakat dan untuk sarana prasarana kembali lagi kita harus siapkan juga,” pungkas Iwan Suryawan.