Yogyakarta, Inionline.id – Badan anggaran (Banggar) DPRD Provinsi Jawa barat melakukan Studi Banding ke Banggar DPRD DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), Selasa (08/02/2022).
Menurut anggota Banggar DPRD Jawa barat Asep Arwin Kotsara, dirinya bersama rombongam Banggar DPRD Jabar diterima langsung oleh Ketua Banggar DPRD DIY.
“Provinsi dengan dengan 4 Kabupaten dan 1 Kota ini sangat menarik dalam hal anggarannya. APBDnya tidak sampai 6 Triliun, 1.3 Triliunnya dapat dana bantuan dari pusat yang peruntukannya untuk pengembangan wisata dan budaya. Jadi tidak terlalu besar APBDnya, tapi sejahtera rakyatnya,” tutur Asep Arwin Kotsara.
Kemudian dirinya mengatakan bahwa saat Pandemi APBD DIY terjun bebas alias turun drastis, kehidupan ekonomi tidak berjalan, karena ternyata APBD DIY ini diback up oleh sektor wisata dan keberadaan mahasiswa di kota tersebut.
“Bayangkan ketika Lock Down maka wisata tidak ada yang masuk Yogya, UMKM mulai dari makanan seperti bakpia pathuk, kaos Dagadu, berhenti total. Mahasiswa juga on line, padahal Yogya ” kota pelajar” berubah menjadi kota mati,” kata Asep Arwin Kotsara.
Selain itu legislator PKS ini juga mengungkapkan bahwa Yogja terkenal dengan banyaknya Desa Wisata dimana terdapat lebih dari 140 desa, bahkan ada yang sampai kelas dunia, maka ketika PPKM roda perekonomian ke-140 desa tersebut langsung terhenti.
Dampak dari PPKM menggerus 20 segi kehidupan di Yogyakarta seperti UMKM, Driver, pedagang, Guide, dan lain sebagainya.
Kemudian gelombang ketiga (omicron) ini, direspon Sultan Yogya dengan bijaksana, tidak melakukan PPKM tapi tetap jaga PROKES, perekonomian mulai menggeliat.
“Kalau dikalangan pemerintahan DIY, kota ini dikenal sebagai kota dengan “APBD kerumunan”, saya berharap semoga Allah cabut pandemi ini,” tutup Asep Arwin Kotsara.
