Demi Lawan Serangan Dunia Maya dari Rusia Ukraina Bentuk Tentara Siber

Internasional057 views

Inionline.id – Ukraina akan membentuk tentara siber untuk melawan serangan dunia maya dari Rusia. Hal itu diungkapkan Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov.

Minggu (27/2/2022) pembentukan ini menyusul permintaan pemerintah Ukraina beberapa waktu lalu agar para peretas (hacker) bawah tanah membantu melindungi infrastruktur penting dan melancarkan misi mata-mata dunia maya terhadap pasukan Rusia.

“Kami sedang menciptakan tentara siber,” tulis Fedorov dalam Tweet yang ditautkan ke saluran aplikasi pesan Telegram yang menerbitkan daftar situs web Rusia terkemuka.

“Akan ada tugas untuk semua orang. Kami terus berjuang di front cyber. Tugas pertama ada di saluran untuk spesialis cyber,”

Saluran Telegram tersebut mencantumkan 31 situs web milik bisnis besar Rusia dan organisasi-organisasi terkait Rusia, termasuk raksasa energi Gazprom (ELGZI.MM), produsen minyak terbesar kedua Rusia Lukoil, tiga bank dan beberapa situs web pemerintah.

Sebelumnya, permintaan sukarelawan dari para peretas bawah tanah Ukraina dibagikan di forum-forum peretas. Permintaan itu disampaikan tepat setelah Rusia bergerak menginvasi Rusia pada Kamis (24/2) lalu.

“Komunitas dunia maya Ukraina! Inilah saatnya untuk terlibat dalam pertahanan siber untuk negara kita,” demikian postingan yang meminta para peretas dan pakar keamanan siber untuk mendaftarkan diri via Google docs, dengan mencantumkan spesialisasi, seperti pengembangan malware dan referensi profesional.

Yegor Aushev, yang merupakan salah satu pendiri perusahaan keamanan siber di Kiev, menuturkan kepada Reuters bahwa dirinya menulis postingan itu atas permintaan seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan Ukraina yang menghubunginya pada Kamis (24/2) waktu setempat.

Perusahaan yang dikelola Aushev, Cyber Unit Technologies, diketahui pernah bekerja dengan pemerintah Ukraina dalam pertahanan infrastruktur penting.

Satu orang lainnya yang terlibat dalam upaya ini juga mengonfirmasi bahwa permintaan itu datang dari Kementerian Pertahanan Ukraina.

Dalam pernyataan terbaru pada Kamis (24/2) tengah malam, Aushev menuturkan dirinya menerima ratusan pendaftar dan tengah memeriksa latar belakang mereka untuk memastikan tidak ada agen intelijen Rusia yang ikut mendaftar.

Diketahui Kremlin.ru, situs resmi Kremlin dan kantor Presiden Rusia Vladimir Putin, dinonaktifkan pada hari Sabtu (26/2) lalu dalam serangan DDos, yang menyasar website, layanan online.

Menurut para peneliti di perusahaan keamanan siber ESET, perangkat lunak penghapus data berbahaya ditemukan beredar di Ukraina minggu lalu. Perangkat tersebut menyerang ratusan komputer.

Penyerangan itu pun dicurigai dilakukan Rusia, yang telah berulang kali dituduh melakukan peretasan terhadap Ukraina dan negara-negara lain.Mereka yang diserang antara lain lembaga pemerintah dan lembaga keuangan.

Inggris dan Amerika Serikat mengatakan peretas militer Rusia berada di balik serentetan serangan DDoS pekan lalu, di mana situs perbankan dan pemerintah Ukraina offline sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

Namun Rusia telah membantah tuduhan itu.