Menkes Ungkapkan Karakteristik Varian Omicron, Warga Indonesia Diminta untuk Tak Usah Panik

Headline, Nasional357 views

Inionline.id – Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) mengungkap karakteristik varian Omicron. Budi meminta warta tak panik meskipun Indonesia bersiap menghadapi gelombang Omicron.

“Kembali lagi kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini, tidak usah panik, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini juga turunnya pun cepat,” kata Budi saat jumpa pers virtual, Senin (10/1/2022).

Guna mencegah penularan Omicron, Budi mengingatkan warga untuk taat protokol kesehatan. Dia juga mengajak warga untuk mengikuti vaksinasi.

“Sehingga yang penting jangan lupa jaga prokes, disiplin juga melakukan surveilans dan yang paling penting percepat vaksinasi rekan-rekan kita, keluarga kita yang belum mendapatkan vaksinasi,” jelasnya.

Kenaikan Omicron Lebih Tinggi dari Delta, tapi…

Budi mengatakan kenaikan transmisi virus Corona varian Omicron jauh lebih tinggi dari Delta. Namun demikian, kata Budi, jumlah orang yang dirawat jauh lebih rendah.

“Kami juga ingin menyampaikan ke masyarakat bahwa memang kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta, tetapi yang dirawat jauh lebih sedikit,” kata Budi.

Kemenkes pun telah menyiapkan strategi dalam menghadapi gelombang Omicron. Strategi itu, kata dia, penanganan pasien akan difokuskan ke perawatan di rumah.

“Sehingga strategi layanan dari Kementerian Kesehatan akan digeser yang sebelumnya fokus ke rumah sakit sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke rumah sakit,” tutur dia.

Hasil Penelitian Kemenkes

Budi kemudian memaparkan hasil penelitian Omicron terhadap pasien positif saat ini. Dia menyebut sebagian besar pasien hanya dirawat di rumah.

“Kementerian Kesehatan telah melakukan penelitian untuk ke-414 pasien Omicron ini, apa gejalanya, gejala apa yang hanya perlu dirawat di rumah, which is sebagian besar akan begitu. Gejala seperti apa dirawat di isolasi terpusat seperti Wisma Atlet, gejala seperti apa yang masuk ke rumah sakit. Mana yang sedang dan mana yang berat,” katanya.

Pemerintah telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk kebutuhan konsultasi kedokteran bagi pasien Omicron. Sehingga, kata Budi, pasien yang melakukan isolasi di rumah akan mendapatkan perawatan dengan baik.

“Kami juga sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah untuk tetap mendapatkan akses untuk konsultasi kedokteran dan juga mendapatkan akses untuk delivery obatnya,” sebutnya.

“Kami juga sudah bekerja sama dengan 1 startup di bidang logistik dan BUMN Kimia Farma untuk bisa memastikan obat-obatannya bisa sampai,” imbuhnya.

Keparahan Omicron Ringan

Budi lalu menjelaskan tingkat keparahan gejala dari Omicron. Tingkat keparahan itu berdasarkan hasil penelitian terhadap kasus Omicron yang ada saat ini di Indonesia.

“Dari jumlah kasus Omicron yang ada 414 di Indonesia sekarang, kami juga sudah melakukan penelitian, dari 414 ini yang masuk kategori sedang artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya 2 orang,” kata Budi.

Kedua orang yang terjangkit Omicron itu memiliki komorbid. Pertama berusia 58 tahun, kedua berusia 47 tahun. Kini kedua pasien tersebut telah dinyatakan sembuh.

“Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh, termasuk yang 2 orang tadi yang masuk kategori sedang yang membutuhkan perawatan oksigen sehingga mereka bisa kembali ke rumah,” ujar Budi.

“Jadi kesimpulannya memang walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari keparahannya,” ungkapnya.