Ini Kata Pemerintah Ketika Puncak Omicron di Indonesia Diprediksi Februari-Maret

Nasional057 views

Inionline.id – Pada bulan Februari-Maret mendatang puncak Omicron di Indonesia diprediksi pemerintah akan terjadi. Kini, varian Omicron di Indonesia terus mengalami penambahan kasus.

Pemerintah pun mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan selalu mematuhi protokol kesehatan. Simak informasi di bawah ini terkait prediksi puncak Omicron di Indonesia.

Puncak Omicron di Indonesia, Luhut Prediksi Terjadi di Bulan Februari-Maret 2022

Puncak Omicron di Indonesia diperkirakan terjadi di pertengahan Februari hingga Maret 2022. Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, perkiraan tersebut didapatkan dari hasil trajectory kasus COVID-19 di Afrika Selatan.

“Berdasarkan berbagai data yang telah kami amati, berangkat dari trajectory kasus Covid-19 di Afrika Selatan puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” ucap Luhut dalam konferensi pers, Minggu (16/1/2022).

“Saya ulangi, dari hasil trajectory kasus Covid-19 di Afrika Selatan puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” tambahnya.

Puncak Omicron di Indonesia, Kebanyakan Kasus Lokal Terjadi di Jakarta

Melansir dari situs Kemenkes, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa 90 persen transmisi lokal varian Omicron terjadi di Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi lonjakan kasus pada puncak Omicron Februari nanti.

“Kita memang harus mempersiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron ini. Kita harus memastikan di kita bisa menanganinya perang menghadapi Omicron di DKI Jakarta ini,” kata Budi.

Puncak Omicron di Indonesia, Ini Strategi Pemerintah

Dalam upaya menghadapi kasus Omicron di Indonesia, pemerintah melakukan berbagai cara sebagai upaya untuk menghindari peningkatan COVID-19 secara signifikan. Selain itu, langkah ini juga sebagai langkah mengurangi beban sistem kesehatan di Indonesia. Berikut strategi pemerintah yang dimaksud:

-Mitigasi agar peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia lebih landai dibandingkan dengan negara lain.

-Penegakan protokol kesehatan dan akselerasi vaksinasi.

-Pengetatan mobilitas masyarakat.

Puncak Omicron di Indonesia, Pemerintah Gencarkan Vaksinasi Booster

Salah satu strategi pemerintah untuk menghadapi puncak Omicron di Indonesia yakni akselerasi vaksinasi. Menurut situs Kemenkes, pemerintah berharap pelaksanaan vaksinasi booster dapat merata ke seluruh masyarakat.

“Juga dipastikan bahwa semua rakyat Jakarta, Jabodetabek akan dipercepat vaksinasi booster-nya agar mereka siap kalau nanti gelombang Omicron itu naik secara cepat dan tinggi,” ujar Menkes Budi.

Prediksi puncak Omicron di Indonesia mendorong pemerintah menyiapkan obat-obatan untuk pasien Corona. Simak informasinya di halaman selanjutnya.

Puncak Omicron di Indonesia, Pemerintah Siapkan Obat-obatan Pasien Corona

Puncak Omicron di Indonesia yang diprediksi akan datang membuat pemerintah menyiapkan obat-obatan untuk pasien yang terpapar Corona. Saat ini, 400 ribu tablet Molnupiravir sudah tersedia di Indonesia dan akan diproduksi di dalam negeri.

“Kita sudah dalam proses mendatangkan Paxlovid juga, ini antivirus dari Pfizer, yang mudah-mudahan bisa datang di bulan Februari sehingga pada saat nanti terjadi lonjakan, obat-obatannya pun sudah siap,” terang Menkes Budi.

Selain itu, pemerintah juga berupaya menyediakan obat-obatan COVID-19 di apotek. Budi mengungkapkan, tujuan hal tersebut agar obat-obatan COVID-19 tidak hanya tersedia di rumah sakit atau puskesmas.

“Arahan Bapak Presiden, agar dipastikan obat-obatan ini bukan hanya tersedia di puskesmas atau rumah sakit pemerintah tapi juga tersedia di apotek-apotek. Memang sesuai dengan jenis obatnya, mana yang bisa dibeli umum, obat mana yang harus dibeli mendapatkan resep dokter, mana obat mana yang hanya bisa diberikan melalui perawatan rumah sakit,” kata Budi.