Trenggalek Meluncurkan Program 100 Desa Wisata untuk Pulihkan Ekonomi

Antar Daerah557 views

Inionline.id – Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur meluncurkan program Seratus Desa Wisata (Sadewa), sebagai salah satu strategi pengungkit perekonomian. Sadewa ditargetkan akan terwujud hingga 2024 mendatang.

“Sebetulnya target 100 desa wisata itu sesuai RPJMD sampai 2026, tapi ini kami percepat semoga 2024 bisa tercapai. Untuk tahap pertama ini yang launching ada 35 desa dulu,” kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin ditemui detikcom saat launching Sadewa di Hall Hayam Wuruk.

Sedangkan pada tahun kedua akan ditambah lagi 35 desa dan tahun ketiga 30 desa. Bahkan pihaknya menargetkan hingga 2026 bukan hanya 100 desa, namun 157 desa dan kelurahan menjadi menjadi desa wisata.

Konsep desa wisata diambil dari potensi yang ada di desa masing-masing, mulai dari wisata alam, seni, budaya, hingga cerita lokal desa setempat. Sebab, Trenggalek memiliki banyak potensi wisata yang bisa dikreasi dan dikembangkan.

“Seperti sendratari yang ditampilkan ini tadi merupakan kreasi dari cerita-cerita kearifan lokal. Bahkan salah satu tradisi Trenggalek, Sinongkelan di Desa Prambon juga baru mendapatkan penetapan sebagai warisan budaya tak benda. Hal-hal seperti ini yang kita kreasikan,” jelas Arifin.

Orang nomor satu di Kabupaten Trenggalek ini menjelaskan kreasi yang berbeda-beda dari desa akan menjadi nilai jual tersendiri bagi para pelancong. Semakin banyak destinasi, maka akan banyak pilihan bagi wisatawan yang datang.

“Wisata desa ini akan kami tawarkan ke wisatawan dalam bentuk paket-paket, jadi tour dari lokasi satu ke yang kain, atau kegiatan satu ke kegiatan lain. Ketika desa wisata ini terbentuk, maka harapannya semua desa di Trenggalek bisa dikunjungi,” jelas Arifin.

Bupati menambahkan target pembentukan seratus desa wisata tersebut sejalan dengan gencarnya program pembangunan infrastruktur di kawasan selatan Jawa Timur oleh pemerintah pusat, seperti jalur pantai selatan (Pansela), Bandara Dhoho Kediri hingga proyek jalan tol di Tulungagung.

“Dengan exit tol di lembu peteng Tulungagung, secara otomatis juga akan menarik banyak orang ke sini (Trenggalek). Untuk itu, harus kami siapkan dengan banyak pilihan destinasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan program seratus desa wisata tersebut juga menjadi salah satu strategi pemerintah daerah untuk mempercepat pemulihan perekonomian masyarakat pascahantaman COVID-19.

“Desa wisata ini kami harapkan tidak hanya datang dan langsung pulang, tapi ada seperti bootcamp. Untuk menggairahkan desa wisata, teman-teman di jajaran OPD (organisasi perangkat daerah) kami minta kegiatan perjalanan dinas dalam kota seperti rapat bisa dilakukan di desa wisata,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek Sunyoto, mengatakan desa wisata yang dibentuk secara berkelanjutan ini mendapatkan pendampingan secara khusus dari pemerintah daerah. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas dan kemampuan pengelola atau kelompok sadar wisata (pokdarwis).

“Ini secara berkelanjutan, kami berikan pelatihan bagaimana mengelola wisata, bagaimana melayani tamu, menjadi guide yang baik. Hal-hal seperti ini penting untuk keberlangsungan wisata,” kata Sunyoto.

Menurutnya potensi desa wisata sangat terbuka lebar di Trenggalek. Terlebih kondisi alam yang indah akan menjadi daya tarik tersendiri. “Di Tegaren, Kecamatan Tugu itu beberapa waktu lalu sudah mampu mengelola 150 wisatawan, sistemnya paket, wisatawan menginap kemudian diajak berkegiatan, seperti menanam padi, bikin kerajinan dan sebagainya,” imbuhnya.

Pihaknya mengakui untuk menciptakan 100 desa wisata tidaklah mudah, namun dibutuhkan kerjasama yang intensif antara pemerintah desa dan daerah serta dukungan dari masyarakat sekitar. “Golnya yang paling utama adalah terangkatnya perekonomian masyarakat,” jelas Sunyoto.