Inionline.id – Pada 2025 Pemerintah melalui Grand Strategi Energi Nasional menetapkan bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23 persen. Angka ini akan semakin meningkat pada beberapa persen hingga 30 tahun ke depan.
“Pemerintah Indonesia dan Grand Strategi Energi Nasional telah menetapkan bauran energi terbarukan sebesar 25 dan sebesar 31 persen pada 2050,” kata Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Iman Rachman dalam Pertamina Energy Webinar 2021, Selasa (7/12).
Tidak hanya bauran EBT, pemerintah juga berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29 persen pada 2030. Untuk mendukung langkah tersebut Pertamina juga berencana untuk menurunkan emisi karbon hingga 81,47 juta ton pada 2060.
“Upaya lain untuk kurangi emisi adalah kegiatan operasional dan produksi termasuk inisiatif pemanfaatan gas dan program langit biru untuk mendorong masyarakat menggunakan energi rendah karbon,” katanya.
Pertamina juga telah mempersiapkan transisi energi melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024. Dalam rencana tersebut, Pertamina menargetkan akan menurunkan emisi karbondioksida sebesar 29 persen pada 2030.
Hingga saat ini, ia mengklaim perseroannya telah berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon hingga 27,09 persen dari baseline 2020. Menurutnya, pencapaian ini lebih tinggi dari target nasional sebesar 26 persen.
Ke depan, Pertamina akan terus menurunkan emisi dengan melakukan implementasi efisiensi energi, hingga gasifikasi bahan bakar.
Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan energi hijau dan berkelanjutan dengan mendorong spesifikasi kilang Pertamina untuk hasilkan bahan bakar ramah lingkungan, pengembangan bioenergi, optimalkan kapasitas panas bumi, dan pengembangan green hydrogen.
