Kemenkes Mengklaim Sebanyak 60 Orang Kontak Erat Kasus Omicron Sehat Tak Bergejala

Berita157 views

Inionline.id – Kementerian Kesehatan mengklaim sebanyak 60 orang kontak erat dari tiga kasus varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron yang dinyatakan terinfeksi virus corona (Covid-19) dalam keadaan sehat karena mereka terkonfirmasi positif covid-19 dengan status tanpa gejala atau OTG.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut puluhan orang itu saat ini tengah menjalani masa karantina di RSDC Wisma Atlet, sembari menunggu hasil pemeriksaan lanjutan Whole Genome Sequences (WGS).

“Sehat ya tidak bergejala. Karantina di Wisma Atlet ya, karena semua ditemukan di Jakarta,” kata Nadia, Selasa (21/12).

Nadia menjelaskan, sejauh ini pihaknya masih menerima laporan 60 orang yang positif Covid-19 dari total sekitar 250 orang kontak erat yang diperiksa. Ia juga memastikan bahwa saat ini sudah ada tiga kasus positif virus corona varian omicron yang terdeteksi di Indonesia.

Nadia melanjutkan, mereka yang terinfeksi varian Omicron di antara lain petugas kebersihan Wisma Atlet Kemayoran, dan masing-masing WNI pelaku perjalanan dari Amerika Serikat dan Inggris. Ia juga memastikan seluruh kasus merupakan imported case alias bukan penularan dari lokal.

“Karena yang pertama adalah petugas di Wisma Atlet yang tertular dari WNI ataupun PMI yang pulang dari Nigeria pada 27 November,” kata dia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes itu juga menambahkan strategi tracing pada kasus varian Omicron dilakukan secara sampling pada sejumlah orang dalam transportasi yang sama, khususnya di pesawat terbang lantaran kasus Omicron dinilai merupakan kasus impor.

Nadia menyebut, biasanya tracing dilakukan pada dua baris depan dan belakang dari warga yang terpapar varian Omicron ini.

Kendati demikian, Nadia juga kembali mengingatkan bahwa para pelaku perjalanan internasional tetap menjalani masa karantina selama 10 hari dengan ditambah pemeriksaan PCR dua kali yakni pada saat kedatangan dan pada saat masa karantina akan selesai. Upaya itu bertujuan untuk mendeteksi penularan kasus dan juga kontak erat.

“Ini menunjukkan sistem upaya kita ya untuk melokalisir virus atau varian baru yang kemungkinan bisa masuk ke Indonesia juga,” ujarnya.