Jalan Protokol di Kota Yogya Dilakukan Penyekatan Saat Malam Tahun Baru

Antar Daerah557 views

Inionline.id – Mau menikmati malam tahun baru keliling Kota Yogyakarta? Sebaiknya bersiap-siap karena beberapa jalan utama akan dilakukan penyekatan.

“Untuk menghindari kerumunan beberapa jalan utama akan dilakukan penyekatan. Untuk titik-titiknya nanti menyesuaikan dengan kondisi di lapangan,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, ditemui di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Kemantren Danurejan, Kamis (30/12/2021).

Heroe mengatakan penyekatan dilakukan untuk menekan konvoi keliling kendaraan yang kerap dilakukan masyarakat saat malam Tahun Baru.

“Yang sudah pasti akses ke Malioboro hanya ada satu saja dari Jalan Mataram. Titik lain nanti melihat kondisi di lapangan,” jelasnya.

Untuk Malioboro, kata Heroe, pihaknya akan menutup kawasan Titik Nol Kilometer. Di pusat Kota Yogyakarta ini, akan dipasangi pagar agar pengunjung tak bisa berkumpul merayakan Tahun Baru.

“(Pengunjung) Hanya (melintas) di atas kendaraan saja,” jelasnya.

Heroe memastikan tak akan mematikan lampu penerangan jalan umum (PJU). Dia memastikan semua fasilitas tetap bisa diakses.

“Fasilitas lain tetap diberikan. Juga belum ada rencana pembatasan operasional,” katanya.

Sementara itu, kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta akan tetap dibuka pada malam Tahun Baru. Namun ada beberapa penyesuaian untuk menghindari kerumunan, di antaranya WiFi di kawasan Malioboro akan dimatikan.

Melalui akun resmi Twitter Dinas Kominfo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) @kominfodiy, disampaikan penjelasan dari Kabid Layanan Teknologi dan Informatika (LTI) Diskominfo DIY, Agung Widhiono, bahwa WiFi di kawasan Malioboro akan dimatikan dari pukul Jumat, 31 Desember 2021 dini hari hingga Sabtu, 1 Januari 2022.

“Merupakan tindak lanjut dari surat permohonan yang diajukan oleh Satpol PP DIY,” demikian tertulis pada postingan tersebut, seperti yang dilihat detikcom, Kamis (30/12).

Tujuan dari kebijakan ini yakni meminimalkan kerumunan manusia. Selain itu disebutkan kepolisian lebih memilih penumpukan kendaraan di jantung kota dibandingkan kerumunan pengunjung.

Dalam rangka pencegahan kerumunan, disampaikan dalam postingan itu, polisi tetap menerapkan rekayasa dan manajemen lalu lintas di seputaran area Malioboro. Kendaraan yang melintas di kawasan Malioboro tidak boleh berhenti sekalipun hanya menurunkan penumpang kendaraan, sehingga tidak ada penumpang dan antrean kendaraan yang menyebabkan kemacetan.