Warning Bupati Bogor Waspada Banjir Bandang, Dewan Jabar H. Supono Turut Angkat Bicara

Antar Daerah157 views

Bogor, Inionline.id – Curah hujan yang mulai tinggi di Kabupaten Bogor membuat Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengeluarkan peringatan bagi warga yang tinggal di dekat aliran sungai, agar mewaspadai banjir bandang. Imbauan ini muncul usai BMKG memprediksi hujan lebat akan mengguyur Bogor pada 7-8 November 2021.

Berdasarkan rilis BMKG Jakarta mengenai potensi dampak banjir dan banjir bandang dapat terjadi di wilayah Jawa Barat. Tiga daerah berstatus siaga diantaranya, Sukabumi, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bogor.

“Meski dalam kondisi siaga, masyarakat tidak perlu panik dan tetap tenang, berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah, mencari informasi valid melalui pihak-pihak terkait kebencanaan, serta tetap menjaga Protokol Kesehatan, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19,” kata Ade, Minggu (7/11).

BMKG merilis Kecamatan Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, Sukaraja, Bojonggede, Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Ciomas, Dramaga, Tamansari, Ciawi, Megamendung, Cijeruk, Caringin, Cigombong, Pamijahan, Tenjolaya, Leuwiliang, Ciampea, Nanggung, Leuwisadeng, Rumpin, Cibungbulang, Tanjungsari, Sukamakmur sebagai wilayah berpotensi terdampak.

Menanggapi hal tersebut anggota DPRD Jawa barat daerah pemilihan Kabupaten Bogor H. Supono pun turut angkat bicara.

“Artinya BNPB atau Pemerintah daerah dan aparat terkait harus meningkatkan deteksi dini serta antisipasi kemungkinan yang terjadi baik banjir, longsor, maupun masyarakat yang terdampak dengan adanya Biaya Tidak Terduga (BTT) dan lain-lain,” kata H. Supono, Senin (08/11/2021).

Yang kedua menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, masyarakat harus ikut mengantisipasi dan mewaspadai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan cara deteksi dan antisipasi dini jika terjadi kemungkinan terburuk akibat cuaca extreme yang meningkat.

Wakil Gubernur Jawa barat Uu Ruzhanul Ulum pun telah mengumumkan bahwa menghadapi musim penghujan tahun ini guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana, untuk BTT Jawa barat telah dianggarkan biaya senilai 500 miliar rupiah.

“Sebenarnya soal nilai itu relatif tergantung kondisi yang terjadi, untuk kiranya agar jangan sampai kurang karena yang lebih penting antisipasi dan deteksi dini tersebut sehingga bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis dan strategis untuk mengurangi korban jiwa,” pungkas H. Supono.