Kisah Sutradara Di Balik Manisnya Sebuah Cerita

Inionline.id – Film yang berkisah sedih, romantis, sampai komedi yang menyenangkan, dapat membuat emosi penonton hanyut kedalam sebuah tontonan. Dalam proses pembuatannya, karya tersebut tidak terlepas dari peran seorang Sutradara.

Tugas sutradara adalah mengubah tulisan menjadi visual, dari skrip (naskah cerita) di tangan sutradara berubah menjadi seni peran yang menghasilkan karya audio dan visual yang dapat dinikmati oleh penonton.

Bicara lebih dalam tentang sutradara, Sutradara film Dosy Omar membeberkan tugas sutradara yang lebih mendetail, pria yang berperawakan tinggi besar bercerita tentang apa saja tugas sutradara, mulai dari hal terkecil sampai yang paling krusial menjadi beban yang berada di pundaknya.

“Pekerjaan Sutradara itu gak hanya memperhatikan talen, tapi juga kru di lapangan, walopun itu bukan tugas pokok saya tapi sutrdara bertanggung penuh di dalamnya, termasuk menjaga mood mereka agar tetep konsisten dalam membuat karya, kalo diibaratkan itu seperti nahkoda kapal yang bertanggung jawab atas semua elemen di dalam kapal” ungkap pria yang akrab di panggil Om Dosi.

Pria yang gemar minum kopi expreso long black adalah orang yang menyutradarai film dokumenter milik band Slank yang berjudul Metamorfoblus, film yang memakan waktu panjang dalam prosesnya akirnya berhasil dia selesaikan dengan dan mendapatkan penghargaan dari special award FFI (Festival Film Indonesia) 2011.

“Film Metamorfoblus itu proses syutingnya sekitar 4 bulan, tapi saya ngeditnya setahun lebih totalnya satu setengah tahun kira-kira, yaaa.. banyak juga film yang prosesnya empat sampai lima tahun, tapi dengan waktu satu setengah tahun itu udah cukup lama bagi saya” ucapnya saat ditemui di kedai Teras Dalam Caffee miliknya.

Dibalik pahitnya proses pembuatan film yang di lakukan Yosi, di bayar lunas dengan menyabet gelar dari berbagai penghargaan diantaranya: Film Metamorfoblus, Special Award FFI 2011. Film Honey I’m Home, XX1 Short Film Fest 2014 Media Choice. Dan berbagai nominasi di beberapa fest dalam dan luar negeri.

Saat Yosi ditanya film mana yang diagap masterpiece yang pernah dibuat, seketika kebingungan tak bisa menjawab, sebab karya itu bagaikan seorang anak “gak bisa dong, masa kamu mau membeda-bedakan anak pertama dan anak kedua kamu” jawabnya sambil nyeruput kopi di kedai Teras Dalam Caffee.

Diluar kesibukannya mengerjakan film, Yosi baru saja berhasil menyelesaikan pendidikan S2 penciptaan dan pengkajian seni, tak hanya di sibukkan dengan pembuatan film dan pendidikan ia juga sibuk ngurus kedai kopi Teras Dalam yang ia rintis di komplek perumahan Bona Sarana indah, Cikokol, Tangerang.

Hal yang patut di teladani adalah kesuksesan dalam berkarya, pendidikan dan berwirausaha. Untuk mendapatkan hal itu tentu harus dengan kerja keras dan disiplin membagi waktu, agar mandiri dalam bekerja merdeka dalam berkarya.