Upacara Ngaben di Bali Menjadi Contoh Adaptasi Kebiasaan Baru

Antar Daerah057 views

Inionline.id – Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang membaik dan dorongan untuk memulai adaptasi kehidupan baru, pemerintah secara bertahap melakukan sejumlah penyesuaian aturan pembatasan kegiatan masyarakat, antara lain upacara Ngaben di Bali.

Upacara itu digelar di area terbuka Pantai Matahari Terbit, Sanur, pada Jumat (8/10). Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menyatakan bahwa pelonggaran aturan diambil antara lain berdasarkan tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan (prokes).

“Data monitoring kepatuhan prokes Bali yang selalu tercatat tinggi di atas 90 persen menjadi modal dasar membaiknya penanganan Covid-19, turunnya level PPKM, dan dibolehkannya upacara besar seperti Ngaben atau Pelebon,” kata Reisa.

Dalam penyelenggaraannya, Reisa menyebut bahwa prokes diterapkan dengan sangat ketat. Masyarakat terpantau patuh mengenakan masker, dengan kesiapan panitia menyediakan sarana penunjang seperti tempat cuci tangan dan hand sanitizer di tempat upacara.

Sementara, warga yang belum mendapatkan vaksinasi tidak diperbolehkan masuk ke lokasi. Untuk memastikan status vaksinasi tersebut, panitia upacara mengharuskan pengunjung melakukan scan QR Code PeduliLindungi di pintu masuk.

Reisa pun menyampaikan apresiasi atas upaya adaptasi kebiasaan baru yang dilakukan masyarakat Bali. Menurutnya, hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa adaptasi kebiasaan baru dapat dijalankan dalam upacara adat besar.

Promotor Prokes Covid-19 asal Bali, Ni Wayan Eka Cipta Sari menambahkan, adaptasi kebiasaan baru itu diterjemahkan antara lain dengan pemakaian masker, pemeriksaan suhu, penyediaan tempat cuci tangan dan cairan pembersih tangan, serta penggunaan aplikasi Peduli Lindungi

“Mengurangi jumlah tamu dan panitia kapasitas sampai dengan 75 persen, mengadakan rapid test antigen untuk ratusan panitia yang terlibat, penempatan Satgas Kota Denpasar di tiap titik prosesi kremasi (Ngaben), penempatan spanduk dan baliho peringatan taat prokes, dan penugasan MC yang selalu mengingatkan peserta Plebon untuk taat prokes,” katanya.

Reisa mengatakan, kepatuhan yang tinggi dalam penerapan prokes, kesadaran masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru, serta cakupan vaksinasi yang baik, mencerminkan kesiapan kebangkitan Bali.

Diketahui, capaian vaksinasi di Bali adalah salah satu tertinggi secara nasional dengan 98 persen sasaran telah mendapat suntikan dosis pertama. Salah satu dukungan pemerintah juga ditunjukkan lewat pembukaan penerbangan langsung dari Jepang, Korea Selatan, China, Selandia Baru, dan Uni Emirat Arab ke Bali.

“Bali Bangkit artinya Bali dengan tatanan kehidupan baru, bertujuan menunjukkan ke dunia, bahwa Bali bersih, sehat, aman, dan ramah lingkungan. Diharapkan, semangat ini juga dapat memberikan motivasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus aktif bergerak dengan tetap mewaspadai virus corona yang hidup berdampingan dengan kita,” kata Reisa.