Menurut IDI Kemungkinan Gelombang Tiga Covid-19 di Indonesia Sudah Lewat

Berita057 views

Inionline.id – Adib Khumaidi Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI)  menyebut adanya kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 sudah dilalui Indonesia.

Adib mengatakan prediksi itu kemungkinan benar jika pada Desember mendatang tak ada lonjakan kasus Covid-19. Artinya, menurut Adib, gelombang ketiga sudah terjadi pada Juli lalu.

“Kita tentunya melihat dalam 3 bulan ke depan nanti sampai di Desember semoga tidak ada peningkatan. Kalau sampai bulan Desember tidak ada peningkatan sepertinya kita sudah mengalami gelombang ketiga,” kata Adib dalam webinar Tim Mitigasi IDI, Sabtu (16/10).

Menurut Adib, ada beberapa prediksi yang menyebutkan bahwa kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 sebenarnya terjadi pada Juli 2021, sementara gelombang kedua terjadi pada Agustus tahun lalu.

Namun Adib tak merinci kapan gelombang pertama Covid-19 terjadi di Indonesia berdasarkan catatan Tim Mitigasi IDI.

“Beberapa pakar berbeda pendapat sebenarnya kita sudah melalui gelombang ketiga. Karena gelombang 2 sudah masuk Agustus tahun lalu. Jadi di bulan Juli kemarin sudah masuk gelombang 3,” ujar Adib.

Meski demikian, Adib meminta setiap tenaga kesehatan tetap waspada dan meningkatkan perlindungan diri. Menurutnya, dengan persiapan yang matang, risiko terburuk berupa banyaknya tenaga kesehatan berguguran bisa dihindari.

“Kami yakin, jika kita tetap menjaga kewaspadaan, mudah-mudahan tidak ada lagi teman sejawat, guru-guru kita yang meninggal saat terjadi lonjakan kasus nanti,” tuturnya.

Sebelumnya, beberapa ahli epidemiologi memprediksi kemungkinan Indonesia bakal menghadapi gelombang ketiga Covid-19 pada akhir tahun imbas dari libur panjang Natal dan tahun baru.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan ancaman gelombang ketiga Covid-19 juga bisa terjadi dikarenakan faktor kemunculan varian baru.

Di tengah prediksi kemunculan gelombang ketiga, Kemenkes juga mewanti-wanti potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat menurunnya capaian imunisasi rutin di Indonesia. Pasalnya, cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia terus menurun sejak pandemi Covid-19.