Alhada, Daerah Pegunungan yang Sejuk di Arab Saudi

Inionline.id – Saat Anda sedang beribadah ke Makkah tidak ada salahnya jalan-jalan sejenak ke Alhada untuk mencari udara sejuk. Walau Arab Saudi beriklim panas, bukan berarti tak ada tempat yang berudara sejuk seperti di puncak.

Alhada adalah sebuah daerah yang berada di antara Makkah dengan Thaif. Seperti kota penghubung, Alhada mirip daerah transit ketika seseorang melakukan perjalanan antar dua kota berjarak 70 km tersebut.

Perjalanan ke Alhada bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat. Lebih baik pergi secara rombongan dengan menyewa bus daripada dengan taksi yang bisa menguras dompet sekurangnya 200 riyal untuk sekali jalan.

Jalan menuju Alhada penuh dengan pesona dan keunikan tersendiri. Penuh liku dan tikungan yang tajam, khas jalanan di pegunungan. Eksotis karena jalan-jalan itu dibuat dengan menggerus batu pegunungan sehingga meninggalkan kontur tebing atau jurang yang curam.

Makin mendekati Alhada suhu udara semakin turun, sore hari sekitar pukul 17.00-an kabut perlahan mulai munculsehingga view dari atas Alhada ke arah jalan curam di bawahnya menjadi kurang jelas. Padahal sebelumnya terlihat jelas sekali pola liukan jalan dari mulai bagian bawah sampai atas.

Sesampainya di mulut pintu Alhada, saya dan rombongan bertemu dendan Trisno dan Ujie. Sayangnya mereka ghaib, alias tidak ketahuan ada di mana, hanya tersisa tulisan vandal dengan cat putih di atas batu raksasa.

“Orang Indonesia nih yang coret-coret. Dasar kelakuan,” tutur kawan saya, Eko, mengomentari Trisno dan Ujie.

Di Alhada suhu udaranya cukup sejak sehingga AC di dalam mobil tidak perlu dinyalakan. Di sisi jalan dekat check point terdapat jejeran toko yang menjual beraneka ragam buah-buahan. Ada delima, pear, pisang, pear, peach, srikaya, dan berbagai macam lainnya.

Rekomendasi saya adalah buah delima Thaif yang harganya 40 riyal tiap karton besar. Walau berwarna hijau dan berukuran lebih kecil tapi rasanya sangat manis. Yummy!

Di tempat itu juga ada yang berjualan jagung bakar seharga 7 riyal perbuahnya dan kentang goreng seharga 5 riyal. Ada juga minuman teh mint yang lebih terjangkau seharga 2 riyal tiap gelasnya. Tapi hati-hatilah jika bertemu dengan gerombolan monyet liar yang sering mondar mandir dekat situ, jaga jarak jika memberi makan mereka. Maklum saja namanya monyet liar, kalau terjadi apa-apa entah siapa yang harus bertanggung jawab.

Jalanan di Alhada mulus dengan tanaman-tanaman hijau di sisi dan jalur tengah. Sekilas mirip dengan jalanan di Pondok Indah, cuma di Alhada tidak ada kemacetan.

Di Alhada juga ada tempat Miqat Wadi Mihram. Miqat ini digunakan warga Tahif jika hendak umroh ke Masjidil Haram. RS Militer juga terletak di Alhada, beberapa korban Mina dibawa ke sini karena RS di Makkah sudah tidak mampu lagi menampung pasien.

Jika Anda mau bermalam di Alhada terdapat juga beberapa penginapan, antara lain Le Meridien, Sheraton, dan Ramada. Atau jika mau bisa langsung lanjut ke Thaif yang masih berjarak sekitar 40 km lagi.