Tempat Makan Emperan Toko yang Legendaris di Pacitan, Warung Cipto Gaul

Inionline.id  Warga tengah kota Pacitan begitu akrab dengan Warung Cipto Gaul. Warung di emperan toko ini bahkan bisa dibilang legendaris.

Wajar saja, selama lebih dari 24 tahun, tempat makan ini jadi andalan warga untuk membeli menu sarapan. “Sudah lama sih. Mulai buka tahun 1993,” ucap pemilik warung, Suripti (47) saat berbincang dengan detikcom sembari melayani pembeli, Minggu (19/9/2021) pagi.

Nama Cipto diambil dari sapaan suami Suripti, yaitu Sucipto. Pasangan suami istri itulah yang tiap hari menjajakan aneka menu. Antara lain nasi bungkus dan aneka gorengan. Untuk melayani pembeli, keduanya dibantu seorang karyawan perempuan.

Awal membuka warung, lanjut Ny Cipto, dirinya sengaja membidik segmen pembeli anak sekolah. Apalagi posisi warung tak jauh dari SMPN 3. Ternyata hanya selang beberapa tahun berikutnya, sekolah di Jalan Kiai Umar itu pindah lokasi.

“Lumayan murah. Yang jelas makanannya juga enak. pedas,” kata Kusmani, seorang pembeli.Alih-alih sepi, pembeli yang datang ke Warung Cipto Gaul makin membludak. Bahkan mereka berasal dari beragam kalangan. Tak hanya pekerja harian atau ibu rumah tangga. Banyak pegawai kantoran yang makan di tempat sembari duduk di teras toko.

Pria asal Tulungagung itu mengaku sudah lama menjadi pelanggan Warung Cipto Gaul. Setidaknya dua hari sekali, pemilik usaha percetakan di Jalan Gatot Subroto itu membeli sarapan di warung tenda itu. Nasi bungkus dan gorengan menjadi menu wajib sebelum dirinya bekerja.

Banyaknya pelanggan yang mengantre membuat warung yang berada di seberang Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) itu selalu ramai tiap pagi. Sejak dibuka pukul 06.30 WIB, puluhan sepeda motor tampak berderet parkir di depan warung. Ada pula beberapa mobil berada di seberang jalan.

Selama puluhan tahun melayani pembeli, Warung Cipto Gaul tergolong konsisten dengan menu merakyat. Racikan bumbunya juga khas Kota 1001 Gua. Harga yang bersahabat juga membuat warung ini menjadi pilihan tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

Untuk nasi bungkus berlauk irisan telor goreng, oseng mi dan tempe dijual Rp 4 ribu. Jika menginginkan lauk ekstra, pembeli tinggal mengambil telor bumbu pedas atau gorengan. Lauk seharga Rp 1.000 per biji ini juga menjadi menu andalan. Yaitu ‘tempe kriuk’.

Untuk minuman, tersedia beberapa pilihan. Seperti teh hangat, es teh, juga kopi. Bagi yang menghindari konsumsi gula, Warung Cipto Gaul juga menyediakan air mineral. Selama pandemi pun, pembeli tak pernah surut. Hanya saja, pelanggan diimbau mematuhi protokol kesehatan.

Suripti mengaku tak menghitung berapa bungkus nasi yang terjual per hari. Yang dia tahu rata-rata dirinya memasak 25 kilogram beras tiap harinya. Suplai sebanyak itu hanya mampu bertahan sampai pukul 09.00 WIB.

“Tiap harinya rata-rata segitu,” paparnya.