Menkes Akui Indonesia Kebobolan Varian Delta Via Laut, Kini Waspadai Lambda dan Mu

Nasional157 views

Inionline.id – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membuat langkah antisipasi masuknya varian baru COVID-19 dengan memperketat pintu masuk Indonesia. Varian baru itu terutama Lambda, Mu, dan C12.

“Antisipasi kita mengamati ada 3 varian baru, pertama ada Lambda, kedua Mu, ketiga varian C12. Untuk varian Lambda dan Mu sudah dimasukkan kategori variant of interest oleh WHO, dan keduanya sudah ditemukan di Amerika Selatan. Lambda sudah ditemukan di 42 negara, Mu lebih cepat ada di 49 negara,” kata Budi, dalam rapat bersama Komisi IX, Senin (13/9/2021).

Menkes Budi mengatakan varian baru mulai masuk ke Indonesia pada Februari-Maret. Hal itu lantas menciptakan lonjakan besar kasus COVID di Indonesia pada Juni usai Lebaran.

“Dampak adanya varian baru di Indonesia, begitu dia masuk, masuknya mungkin di sekitar Februari-Maret kemudian meningkat penyebarannya secara eksponensial di bulan Juni sesudah Lebaran. Kita bisa lihat masuknya varian baru kalau ini tidak terjaga dengan baik di awal akan bisa menguasai landscape dari varian-varian yang ada,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia kini perlu memperketat pintu masuk serta memperketat proses karantina bagi pendatang dari luar negeri.

“Penting bagi kita untuk menjaga border, perbatasan kita, pintu-pintu masuk, memperketat yang nama entry dan exit test, termasuk mendisiplinkan proses karantina. Termasuk saya, saya baru saja kembali dari meeting G20 di Italia kemarin, saya masih perlu karantina 8 hari dan sekarang masih plaza di Four Seasons,” kata Menkes.

Menkes Budi menyebut sebelumnya Indonesia kebobolan soal varian Delta. Hal itu karena pengawasan di sisi laut yang kurang akibat banyaknya kapal barang.

“Perlu disadari bahwa pintu masuk kemarin pada Delta kemarin kebobolan, makanya kita lupa menjaga dari sisi lautnya, karena banyak kapal-kapal pengangkut barang yang masuk ke Indonesia dari India. Krunya diizinkan keluar sehingga menularkan,” katanya.

Menurut Budi, pengawasan yang relatif baik saat ini hanya di pintu udara. Oleh karena itulah, dia akan memperbaiki penjagaan di pintu laut.

“Kita lihat adalah beberapa contoh pintu keluar-masuk Indonesia. Pintu masuk udara, relatif tesnya lebih baik, entry test-nya lebih baik, hampir semua bandara kecuali Kualanamu yang bagus testing-nya. Walaupun entry-nya baik, yang perlu jadi catatan exit test setelah karantina,” ujarnya.

“Yang kita perlu perhatikan dengan ketat testing pintu masuk darat dan laut yang menjadi tempat banyak traffic-nya, untuk darat di Kupang, Morotai, dan Kaltara banyak masuk dari Malaysia. Dari laut banyak yang harus kita perbaiki khususnya di Batam, pernah masuk dari Brunei,” ujar dia.