Kasus Covid Indonesia Membuat Malaysia Heran, Kemenkes Banggakan PPKM

Headline, Nasional157 views

Inionline.id – Penurunan jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) harian di Indonesia, yang tak pernah menerapkan lockdown, membuat heran Malaysia.

Jumlah total kasus Covid-19 pada sepekan terakhir di RI diketahui turun sekitar 58 persen dibandingkan sepekan sebelumnya.

Laporan data harian milik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat selama periode 23-29 Agustus jumlah kumulatif kasus Covid-19 mencapai 94.375 kasus.

Selama periode 30 Agustus-5 September jumlah kasus dalam sepekan turun menjadi 55.189 kasus, atau rata-rata 7.884 ribu kasus dalam sehari.

Perbaikan kondisi di Indonesia membuat pemimpin Partai Aksi Demokratik (DAP) Malaysia Lim Kit Siang ikut menyentil Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin yang dinilai belum mampu menurunkan kasus Corona dengan hanya bermodalkan program vaksinasi.

Lim lantas membandingkan kasus covid-19 di Indonesia yang dinilai turun secara drastis dengan penambahan di bawah 10 ribu kasus, setelah sempat mencapai puncak kasus tinggi hingga 56 ribu lebih kasus dalam sehari.

“Bisakah Menteri Kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan mengapa selama 16 hari berturut-turut, Indonesia telah mengurangi kasus baru Covid-19 hariannya menjadi lebih sedikit dari kasus Malaysia, bahkan kurang dari setengah seperti kemarin 8.955 kasus menjadi 20.988 kasus Malaysia?” kata Lim, dilansir dari Malaymail, Minggu (5/9).

Lim bahkan menilai Malaysia saat ini menjadi salah satu negara dengan penanganan pandemi Covid-19 yang buruk di dunia.

Pihaknya mengaku tidak ingin mencari-cari kesalahan dengan membandingkan dengan negara lain. Ia hanya berharap hal itu dapat menjadi pecut agar Malaysia mampu menemukan solusi pengendalian pandemi dengan segera.

Terpisah, Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengklaim penurunan kasus di Indonesia yang sempat disinggung Malaysia itu dapat terjadi lantaran pemerintah dan warga bersinergi dalam mematuhi aturan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level.

Nadia juga mengatakan program vaksinasi nasional cukup ampuh membantu menekan transmisi penularan Covid-19 di Tanah Air. Namun, ia tetap meminta warga patuh terhadap protokol kesehatan covid-19 meski telah rampung mendapatkan vaksinasi secara lengkap.

“Itu terjadi terutama kebijakan PPKM, tapi yang penting adalah dukungan dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, termasuk juga para ahli seperti epidemiolog, klinisi, organisasi profesi, dan organisasi masyarakat,” kata Nadia saat dihubungi, Minggu (5/9).

Nadia melanjutkan penurunan kasus juga terkait dengan strategi dan upaya adaptif yang cepat dari fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan isolasi terpusat.
Di samping itu, ada komitmen dari para tenaga kesehatan ikut menyokong keterisian rumah sakit yang berkurang, seiring dengan jumlah pasien sembuh yang menurutnya ikut meningkat.

Strategi tersebut menurut Nadia seperti penambahan tenda darurat di instalasi gawat darurat (IGD), pembangunan rumah sakit darurat, hingga rekrutmen tenaga kesehatan di tengah risiko penularan covid-19 yang masih tinggi kala itu.

“Walaupun ditambah resiko penularan tinggi, menghadapi situasi kasus banyak dalam waktu singkat para tenaga kesehatan tetap berupaya memberikan upaya yang terbaik,” katanya.

“Selain itu, kita melihat para relawan dari masyarakat yang juga banyak mendukung dengan cara terjun langsung ke warga yang sedang isolasi mandiri,” lanjut Nadia.

PPKM Level 4, 3, dan 2 di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali akan berakhir hari ini, Senin (6/9). Kendati demikian, masih belum diketahui apakah pemerintah bakal menyetop PPKM atau kembali menambahkan sejumlah relaksasi aturan dalam pembatasan mobilitas warga kali ini.

Sementara itu, data harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 per Minggu (5/9) mencatat terdapat penambahan kasus covid-19 baru sebanyak 5.403 orang. Sementara untuk kasus sembuh terdapat penambahan sebanyak 10.191 kasus, dan 392 kasus meninggal baru.

Sehingga secara kumulatif, sebanyak 4.129.020 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu sebanyak 3.837.640 orang dinyatakan pulih, 155.519 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 135.861 lainnya meninggal dunia.