Siswa SMK Memilih Belajar Tatap Muka di Sekolah daripada Daring

Pendidikan057 views

Inionline.id – Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 47, Pasar Minggu, Jakarta Selatan lebih memilih pembelajaran tatap muka (PTM) daripada belajar secara daring dari rumah.

Salah satu siswa kelas X Jurusan Multi Media SMKN 47 Syarifah Khaura mengatakan dirinya lebih mudah menerima penjelasan materi saat mengikuti PTM.

“Lebih milih masuk secara langsung sih. Soalnya materinya lebih ketangkep,” kata Khaura saat mengikuti PTM di laboratorium SMKN 47, Rabu (9/6).

Khaura hampir setahun melakukan pembelajaran secara daring. Ia menanti-nantikan saat bisa mengikuti PTM di sekolah, berkenalan dan berkumpul dengan teman-teman, serta bersua guru-gurunya.

“Akhirnya masuk juga, biasanya daring dari rumah, enggak kenal temen-temen, enggak lihat langsung, guru-guru pun enggak bisa lihat langsung,” kata Khaura senang.

Meski baru kali pertama bertemu teman-temannya, Khaura merasa tidak canggung. Sebelumnya, ia telah menjalin komunikasi dengan rekan sekelasnya melalui media sosial.

Hal yang sama juga diungkapkan siswa kelas X jurusan Multi Media Muhammad Fahreza. Berbeda dengan Khaura, Fahreza belajar di dalam kelas.

Fahreza mengaku lebih memilih berangkat ke sekolah daripada belajar secara daring dari rumah. Sebab, selama pembelajaran jarak jauh, ia kerap merasa bingung.

“Bingung dan enggak ada temennya,” kata Fahreza saat ditemui di sela-sela jam istirahat.

Fahreza mengaku mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran secara daring. Sebab, materi yang ia dapatkan menurutnya kurang jelas. Sementara, di sekolah, ia bisa bertanya secara langsung kepada gurunya.

“Kalau di rumah kan belajar itu susah. Jadinya sulit dah,” ujarnya.

SMK N 47 sendiri telah lolos asesemen untuk menggelar PTM di sekolah. Pembelajaran dilakukan hanya 4 jam dalam satu hari.

Mengenai waktu yang singkat ini, Kepala Sekolah SMKN 47 Suswati mengatakan guru-guru telah mendapatkan arahan agar memberikan materi yang esensial dan praktis.

Materi yang diberikan merupakan bahan ajar yang sulit atau tidak bisa disampaikan kepada siswa secara daring.

“Jadi betul-betul pelajaran yang menuju ke praktik. Jadi kita betul-betul mengambil pelajaran yang ada kesulitan saat kita melakukan BDR (belajar dari rumah),” kata Suswati saat ditemui di sekolah.