Dosen UNAIR Membagikan Cara Mudah Menulis Ilmiah

Pendidikan157 views

Inionline.id – Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Susy Katikana Sebayang mengatakan ada trik mudah dalam menulis ilmiah. Menurut dia, menulis ilmiah jauh lebih mudah dari penulisan kreatif.

“Sebenarnya menulis ilmiah jauh lebih mudah daripada menulis yang inovatif dan kreatif seperti novel dan sebagainya. Karena karya ilmiah sudah ada pakemnya dan sudah ada formula yang perlu diikuti,” ungkap Susy dalam siaran pers Unair dikutip Sabtu, 15 Mei 2021.

Ia mengatakan, terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam penulisan ilmiah. Susy menyebut, para penulis karya ilmiah harus paham struktur apa yang akan digunakan. Misalnya, judul, abstrak, introduction, method, result, discussion, conclusion. Format tersebut leboh sering digunakan pada studi kuantitatif, sedangkan untuk kualitatif lebih bervariasi.

“Namun tetap ada metode, hasil, dan diskusi,” tegas dia.

Susy juga memberikan tips agar atikel ilmiah yang dibuat bisa terdapat di halaman pertama mesin pencarian. Salah satunya, dengan memanfaatkan keywords yang sering digunakan banyak orang dalam judul.

“Hal ini membuat peran judul sangat penting bagi karya ilmiah, karena merupakan hal pertama yang akan dilihat oleh pembaca,” lanjut dia.

Untuk penulisan abstrak sendiri, sebaiknya penulis mampu menggambarkannya secara ringkas. Bagian pendahuluan, juga cukup ditulis secara singkat dengan mencantumkan isu utama, permasalahan yang telah di ketahui, gap of knowledge, dan ditutup dengan tujuan penelitia atau tulisan. Pendahuluan hanya digunakan untuk membawa pembaca kepada alasan kenapa dan tujuan tulisan tersebut dibuat.

“Empat sampai lima paragraf cukup untuk membuat pendahuluan tidak perlu hingga berlembar-lembar,” terang Susy.

Pada bagian metode, Susy poin-poin yang perlu dicantumkan antara lain soal populasi dan sample, cara pengumpulan data (bagaimana, siapa, dan kapan studi dilakukan serta cara menjamin mutu), cara menganalisa, dan etika penelitian.

“Definisi operasional itu mencakup konsep serta standar pengukuran yang digunakan. Sayangnya masih banyak mahasiswa yang tidak membahwa definisi operasional dalam artikel ilmiahnya,” jelasnya.

Susy juga menerangkan perbedaan isi dari hasil dan diskusi. Jika pada bagian hasil, hal yang harus ditampilkan adalah yang sesuai dengan tujuan tulisan dan dibatasi hanya pada hasil dan interpretasi. Sedangkan, pada diskusi dapat dicantumkan temuan secara umum, perbandingan dengan temuan pada studi lain baik yang sesuai maupun bertentangan.

“Lalu mahasiswa bisa menggunakan software untuk referensi seperti endnotemendeley, dan zotero. Ini akan memudahkan untuk mengganti-ganti gaya selingkung di jurnal,” ungkapnya.