Kemendikbud Membuat Rapor Daring di Beberapa Sekolah Tahun Depan

Pendidikan057 views

Inionline.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan pihaknya akan menyiapkan rapor online atau daring di beberapa sekolah yang masuk dalam program Sekolah Penggerak mulai tahun depan.

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbud Jumeri mengatakan digitalisasi sekolah bakal menjadi arah pendidikan Indonesia hingga 2035. Ia menjelaskan ada empat tahapan digitalisasi di dunia pendidikan.

Pertama digitalisasi pada proses penerimaan siswa. Hal tersebut sudah diterapkan dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang berjalan secara daring.

Kemudian, digitalisasi meluas pada tahap proses belajar. Jumeri mengatakan beberapa sekolah sudah menggunakan platform berbasis daring sebagai sumber belajar.

Selanjutnya, penerapan digitalisasi pada pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) berbasis komputer. AN bakal digelar pertama kali di seluruh sekolah mulai September 2021.

Selain itu, kata Jumeri, sekolah juga akan menggunakan rapor berbasis daring. Kemudian pihaknya melakukan analisis terhadap sekolah, kabupaten/kota, dan secara nasional melalui profil pendidikan.

Outcome-nya akan ada rapor pendidikan yang akan digunakan tahun depan, profil pendidikan bagi sekolah, kabupaten/kota dan bagi negeri ini,” kata Jumeri dalam acara yang disiarkan di Youtube Kemendikbud RI, Kamis (15/4).

Ketika dikonfirmasi terkait wacana tersebut, Jumeri mengatakan penggunaan rapor daring akan diterapkan secara bertahap. Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa sekolah yang menerapkan rapor digital ini.

“Bertahap di Sekolah Penggerak dulu. Tetapi cetak fisik masih ada karena banyak instansi yang memerlukan model cetak,” kata dia.

Kendala Digitalisasi

Lebih lanjut dalam paparannya, Jumeri mengungkap terdapat setidaknya empat kendala utama yang dihadapi pendidikan Indonesia di era digital. Kendala ini yang diharapkan dapat dibenahi dalam upaya digitalisasi.

Kendala yang pertama kesenjangan kebutuhan konten belajar dari dunia maya dan media bahan ajar yang dimiliki guru. Untuk itu konten belajar berbasis daring harus diperbanyak.

Jumeri masih mendapati keterbatasan kreativitas dan kompetensi guru dalam membangun konten pembelajaran. Menurutnya, kemampuan TIK pada 60 persen guru di Indonesia masih sangat terbatas.

Ia mengatakan kesenjangan penguasaan teknologi juga didapati pada siswa dan orang tua. Selain itu, kata Jumeri, kendala jaringan internet turut menjadi persoalan besar.

“Dan ini tugas kita, untuk belajar. Nyata sekali di pandemi Covid-19 banyak keluhan tentang kesenjangan di antara guru, siswa dan orang tua yang beragam,” ujarnya.

Digitalisasi sekolah merupakan salah satu ambisi yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Untuk tahun 2021, Kemendikbud menganggarkan Rp1,49 triliun khusus untuk digitalisasi sekolah.

Anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan peralatan teknologi informasi komputer (TIK), penerapan Asesmen Nasional (AN) berbasis komputer, penguatan platform digital, pengembangan bahan belajar digital, hingga pembelajaran dari televisi.