Aktivitas Online Menggenjot Peningkatan Data Internet

Iptek057 views

Inionline.id – Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, perubahan aktivitas masyarakat seperti work from home, pembelajaran jarak jauh (PJJ), meeting online, serta berbelanja online berimbas terhadap akses data internet yang terus tumbuh.

“Tambah lagi, mengisi waktu dengan bermain games atau menonton film terbaru secara online, membuat kebutuhan akan akses internet di rumah dan data melalui telepon seluler meningkat tajam,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (10/3).

Data we are social-Hootsuite menyampaikan bahwa per Januari 2021 jumlah pengguna internet di Indonesia naik 73,7 persen dari populasi Indonesia yang 274,9 juta atau menembus 202,6 juta pengguna. Selama setahun terakhir, terjadi penambahan 27 juta pengguna.

Yang menarik, waktu yang digunakan untuk mengakses internet juga meningkat, dari 7 jam 59 menit menjadi 8 jam 52 menit. Dengan penggunaan untuk chat (96,5%), jejaring sosial (96,3%), shopping (78,2%), layanan keuangan (39,2%), entertainment (86,2%) dan lainnya.

“Dari segi trafik, beberapa operator telekomunikasi menyampaikan ada kenaikan trafik sebagai dampak pandemi yang mencapai 40 persen. Kecepatan internet per rumah tangga yang tadinya cukup antara 10 Mbps hingga 20 Mbps, kini setidaknya harus dicukupi dengan kecepatan akses minimal 20 Mbps,” jelasnya.

Maka itu, lanjut dia, infrastruktur akses internet sangat dibutuhkan, baik di kota maupun hingga ke desa, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.

“Beruntung memang upaya infastruktur telekomunikasi dan internet secara terus-menerus dikerjakan, termasuk Palapa Ring yang dikerjakan pemerintah dan Telkom yang sebelumnya juga telah membangun jalur serat optik pita lebar SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System) dan jalur Kupang-Mataram,” terang dia.

Tugas Besar BUMN

Seperti yang dilakukan IndiHome layanan fixed broadband milik Telkom, tercatat jaringan fiber optic IndiHome sudah terpasang sepanjang 166.343 kilometer di seluruh wilayah Nusantara dari kota hingga pelosok desa, dengan jumlah pelanggan lebih dari 8 juta pelanggan atau 85% market share nya di Indonesia.

Jaringan IndiHome juga menjangkau sembilan pulau terluar di Indonesia, yakni Pulau Bintan, Pulau Karimun, Pulau Kei, Pulau Alor, Pulau Simeulue, Pulau Weh, Pulau Sebatik, Pulau Rote, dan Pulau Sabu. Hal ini setara dengan membentangkan jaringan fiber optic sepanjang empat kali keliling bumi.

Telkomsel, anak usaha Telkom, bersama BAKTI juga telah menggelar 1.111 BTS USO yang kini seluruhnya telah terhubung teknologi jaringan broadband terdepan 4G LTE. Pengembangan teknologi jaringan tersebut juga menjadi bagian dari total lebih dari 233 ribu BTS Telkomsel yang telah beroperasi melayani lebih dari 170 juta pelanggan di sekitar 95% wilayah populasi di Indonesia.

Telkomsel juga telah mendapat amanat bersama BAKTI untuk membangun tambahan 47 BTS USO baru berteknologi 4G LTE di sejumlah wilayah 3T di Indonesia, guna semakin mengakselerasikan pemerataan dan kesetaraan konektivitas broadband terdepan, sehingga dapat memberi manfaat bagi lebih banyak masyarakat hingga wilayah terdepan.

“Memang pemerintah cukup beruntung dengan adanya dukungan dari penyedia jasa internet dan operator telekomunikasi yang ada di Indonesia—apalagi Badan Usaha Milik Negara yang juga memiliki tugas sebagai agent of development. Sehingga, tugas untuk menyediakan akses internet di masa pandemi dan menghadapi tantangan ekonomi digital ke depan yang kian berat, menjadi lebih ringan. Kuncinya adalah kolaborasi semua pemangku kepentingan di sektor telekomunikasi—ya pemerintah, operator telekomunikasi, masyarakat, akademisi dan juga media atau dikenal dengan istilah pentahelix. Apalagi, tantangan ke depan juga masih menjadi “pekerjaan rumah” yang besar dimana kita tidak tahu kapan pandemi akan selesai,” terang dia.